250x Cetakan
902 Harga
700 Entri Tambahan Nama Orang
711 Entri Tambahan Nama Pertemuan
001 Hak Akses (open/membership)membership
336 Content Type
264b Nama Penerbit[publisher not identified]
710 Entri Tambahan Badan Korporasi
049 No. Barkod00073421
852 LokasiPerpustakaan UI, Lantai 2
504 Catatan Bibliografi
110 Entri Utama Badan Korporasi
338 Carrier Type
004 Pemeriksa/PengabstrakTimothy E. Behrend
490 Seri
903 Stock OpnameSO Naskah 2013
534 Catatan Versi Asli
053 No. Induk
653 Kata Kunci
040 Sumber Pengatalogan
111 Entri Utama Nama Pertemuan
245 Judul UtamaSejarah dalem, serat prasapa, babad Mataram
264c Tahun Terbit[date of publication not identified]
904c Penginput Data Pengadaan
650 Subyek Topik
082 No. Panggil DDCSL.4-NR 171
850 Lembaga PemilikUniversitas Indonesia
520 Ringkasan/Abstrak/IntisariNaskah ini memuat tiga teks yang tidak berhubungan satu sama lainnya, yaitu: daftar silsilah dari Nabi Adam sampai dengan Sultan Hamengkubuwana V, baik lewat garis keturunan tokoh-tokoh Islam (Sajarah Panengen) maupun tokoh-tokoh wayang (Sajarah Pangiwa) (h.1-62), Serat Prasapa (63-71), berisi daftar larangan adat untuk setiap lapisan masyarakat dari raja sampai petani, dan Babad Mataram yang mengisahkan sejarah kerajaan Mataram mulai dari Kyai Pamanahan sampai dengan Sultan Hamengkubuwana IV di Yogyakarta. Daftar pupuh: 1. Dhandhanggula; 2. Sinom; 3. Pangkur; 4. Asmarandana; 5. Dhandhanggula; 6. Asmarandana; 7. Kinanthi; 8. dhandhanggula; 9. Girisa; 10. Pangkkur; 11. Mijil; 12. Dhandhanggula; 13. Megatruh; 14. Maskumambang; 15. Durma; 16. Asmarandana; 17. Durma; 18. Dhandhanggula; 19. Sinom; 20. Sinom; 21. Pucung; 22. Sinom; 23. Kinanthi; 24. Asmarandana; 25. Sinom; 26. Durma; 27. Dhandhanggula. Menurut kolofon, naskah mulai disalin pada hari Senen Wage, 1 Ramadhan. Je 1774 (Catur Sapta Wiku Ngrat), yaitu bertepatan dcngan 24 Agustus 1846. Walaupun tempat penyalinan tidak disebutkan, gaya tulisan menyerupai gaya kraton Yogyakarta pada jaman HB V, sehingga penyunting menduga bahwa naskah ini pun disalin di skriptorium kraton tersebut atas perintah Sri Sultan. Terdapat kejanggalan dalam penanggalan yang dipakai pada naskah ini, yakni tahun Welandi tidak disebutkan dan angka merta tidak disertakan, sekalipun hampir semua naskah hasil skriptorium HB V dilengkapi dengan data-data tersebut. Adapun nama Sri Sultan sebagai pemrakarsa (ingkang ayasa) tidak disebutkan sebagaimana kebiasaan. Kesan penyunting ialah bahwa naskah ini merupakan naskah yang gagal pada saat pembuatannya (oleh seorang carik baru?), sehingga tidak sempat diselesaikan. Pendapat ini ditunjang oleh keadaan halaman naskah yang telah disiapkan untuk dihiasi dengan wadana dan rerenggan lain, tetapi tidak pernah dikerjakan. Data yang lebih pasti adalah naskah berasal dari periode pemerintahan HB V dan menunjukkan banyak gejala paleografis dan kodikologis yang khas jaman HB V. Nama H3 V, yang naik tahta untuk pertama kalinya sebagai anak berumur dua tahun pada 1812, adalah nama sultan terakhir yang tercantum pada keterangan silsilah di naskah ini. (Di h. 10 ada tambahan kemudian menyebutkan HB VI naik tahta.) Menurut keterangan yang ditulis oleh Pigeaud pada h.i, naskah dibeli di Yogyakarta pada tanggal 19 Maret 1932. Pigeaud juga menerangkan bahwa teks naskah ini telah dibuat ringkasannya, akan tetapi sampai saat ini keberadaan ringkasan tersebut tidak diketahui.
904b Pemeriksa Lembar Kerja
900 Tanggal Pembelian11/07/2013
020 ISBN (R)
500 Catatan UmumAks. Jawa; Macapat; ditulis di atas kertas Eropa; Rol 65.09
337 Media Type
240 Judul Seragam
100 Entri Utama Nama Orang
264a Kota Terbit[Place of publication not identified]
250 Edisi
300 Deskripsi Fisik224 hlm.; 11 baris/hlm.;33.5x20.5 cm.
904a Pengisi Lembar KerjaNopianti
246 Judul Alternatif
041 Kode Bahasajav