001 Hak Akses (open/membership)membership
700 Entri Tambahan Nama OrangDjuarsa Sendjaja, promotor; Ikrar Nusa Bhakti, co-promotor; Isbandi Rukminto Adi, examiner; Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi, examiner; Harsono Suwardi, examiner; Billy Sarwono, examiner; Udi Rusadi, examiner; Pinckey Triputra, examiner; Andi Faisal Bakti, examiner
902 Harga
336 Content Typetext (rdacontent)
264b Nama PenerbitFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
710 Entri Tambahan Badan KorporasiUniversitas Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
049 No. Barkod07-20-897880398
852 LokasiPerpustakaan UI, Lantai 3
504 Catatan Bibliografihlm. 163-171
338 Carrier Typevolume (rdacarrier); online resource (rdacarrier)
590 Cat. Sumber Pengadaan KoleksiDeposit
903 Stock OpnameSO-2015
Tahun Buka Akses2014
053 No. Induk07-20-897880398
653 Kata Kuncipublic sphere
040 Sumber Pengatalogan
245 Judul UtamaWacana demokrasi dalam public sphere komunikasi politik di organisasi Islam Indonesia (analisis wacana demokrasi di HTI, FPI, Muhammadiyah, dan NU) = Democratic discourse in the public sphere communication politics in the islamic organization of Indonesia discourse (analysis democracy in HTI, FPI, Muhammadiyah and NU)
264c Tahun Terbit2014
650 Subyek TopikCommunication in politics ; Violence -- Religious aspects -- Cros-cultural studies.
850 Lembaga PemilikUniversitas Indonesia
520 Ringkasan/Abstrak/IntisariKekerasan demi kekerasan atas nama agama makin sering terjadi di Indonesia, terutama dilakukan oleh kelompok Islam garis keras dan radikal.Nilai kemanusiaan dan demokrasi pun seolah diterabas dengan bebasnya, padahal selama ini masyarakat Indonesia selalu berbangga diri sebagai negara demokratis dengan jumlah penduduk sangat besar. Pergulatan atas nama agama yang dipertentangan dengan nilai-nilai demokrasi kemudian pun menghadirkan sebuah permasalahan tersendiri yakni: bagaimana wacana demokrasi dalam public sphere komunikasi politik di organisasi Islam di Indonesia? Bagaimana menjelaskan kemungkinan adanya nilai-nilai demokrasi dalam masing-masing organisasi Islam di Indonesia, dengan konsep, pemikiran, dan bahasa yang digunakan oleh masing-masing organisasi Islam tersebut. Habermas mengatakan bahwa dengan komunikasi yang emansipatoris maka komunikasiyang ideal akan tercapai. Tindakan komunikatif, yakni saling berdiskusi, memberi keyakinan dengan bebas tanpa tekanan dari pihak manapun, tanpa ada pemaksaan kehendak, dan tanpa kekerasan, akan menciptakan ruang publik (public sphere) yang kondusif, sebagai cikal bakal dari demokrasi yang memiliki kandungan nilai otonomi dan kebebasan. Hal ini seharusnya berlaku di Indonesia, namun yang yang terjadi sebaliknya, masih banyak kekerasan atas nama ideologi dan agama, di negara yang dianggap sudah demokratis ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma kritis konstruktifis, dengan teknik wawancara mendalam pada beberapa informan yang mewakili organisasi-organisasi Islam di Indonesia, seperti NU, Muhammadiyah, HTI dan FPI. Penelitian ini pada akhirnya menunjukkan degradasi keragaman wacana demokrasi yang ada ada di berbagai kelompok Islam di Indonesia. Meskipun wacana demokrasi sudah sangat berkembang di berbagai organisasi Islam tersebut, namun public sphere komunikasi politik yang sudah mulai dibangun dan diharapkan berjalan oleh berbagai organisasi tersebut tidak sepenuhnya berhasil.
Violence in the name of religion increasingly frequent in Indonesia, mainly carried out by Islamic hardliners and radical. The humanity values and democracy was passed freely, although the people of Indonesia has always pride itself as a democratic state with a very large number of people. Struggling comparasion in the name of religion with democratic values, which brings its own problems: how democratic discourse in the public sphere of political communication in the organization of Islam in Indonesia? How to explain the possibility of democratic values within each Islamic organization in Indonesia. Habermas says that emancipatory communication could be achied of ideal communication. Communicative action, namely mutual discussions, give faith freely without pressure from any party, without any coercion of the will, and without violence, would create a public space (public sphere) are conducive, as a forerunner of democracy that contains the value of autonomy and freedom. This study used a qualitative method with the critical constructivism paradigm, with in-depth interview technique on several informants who represent Islamic organizations in Indonesia, such as NU, Muhammadiyah, HTI and FPI. This study shows the diversity of democratic discourse in the various Islamic groups in Indonesia. Although the discourse of democracy is highly developed, but the public sphere of political communication that has begun to be built and are expected to run by various Islamic organizations, not entirely successful.
904b Pemeriksa Lembar KerjaTanti-Februari2016
900 Tanggal Pembelian21/02/2017
090 No. Panggil SetempatD1907
d-Entri Utama Nama Orang
500 Catatan UmumDapat diakses di UIANA (lib.ui.ac.id) saja. -
d-Entri Tambahan Nama Orang
337 Media Typeunmediated (rdamedia); computer (rdamedia)
526 Catatan Informasi Program StudiIlmu Komunikasi
100 Entri Utama Nama OrangLestari Nurhajati, author
264a Kota TerbitDepok
300 Deskripsi Fisikxiii, 208 pages : illustration ; 28 cm + appendix
904a Pengisi Lembar KerjaSutiman2015, chafit
Akses Naskah Ringkas
856 Akses dan Lokasi Elektroniklib.ui.ac.id/unggah/?q=system/files/node/lestari.nurhajati/lestari_nurhajati-disertasi-fakultas_ilmu_sosial_politik-full_text-2014.pdf
502 Catatan Jenis KaryaDisertasi
246 Judul Alternatif
041 Kode Bahasaind