250x Cetakan | |
902 Harga | |
700 Entri Tambahan Nama Orang | |
711 Entri Tambahan Nama Pertemuan | |
336 Content Type | |
264b Nama Penerbit | [Publisher not identified] |
710 Entri Tambahan Badan Korporasi | |
049 No. Barkod | 00071139 |
504 Catatan Bibliografi | |
852 Lokasi | Perpustakaan UI, Lantai 2 |
110 Entri Utama Badan Korporasi | |
338 Carrier Type | |
490 Seri | |
903 Stock Opname | |
534 Catatan Versi Asli | |
053 No. Induk | 00071139 |
653 Kata Kunci | Kangsa; Kresna; Baladewa; bayi; senjata |
040 Sumber Pengatalogan | |
111 Entri Utama Nama Pertemuan | |
245 Judul Utama | Kresnandaka (Kakawin Kangsa) |
264c Tahun Terbit | [Date of publication not identified] |
650 Subyek Topik | Epic literature--Stories, plots, etc. |
904c Penginput Data Pengadaan | |
082 No. Panggil DDC | CP.26-LT 218 |
850 Lembaga Pemilik | Universitas Indonesia |
904b Pemeriksa Lembar Kerja | |
520 Ringkasan/Abstrak/Intisari | Lontar asal Bali ini berisi teks Kresnandaka (juga berjudul Kakawin Kangsa). Menurut Pigeaud (1980:118), kakawin ini mungkin merupakan kreasi relatif baru.
Teks ini diawali dengan kisah para Yadu, Wresni, dan Andaka di negara Madura di bawah pimpinan Raja Basudewa. Tersebutlah Kangsa, keturunan raksasa Lawana, berbuat sewenang-wenang dan menindas para Yadu. Atas ulah Kangsa ini, menjelmalah Dewa Wisnu lewat rahim istri Basudewa. Pada saat itu Sanghyang Narada sempat mendatangi Kangsa dan meramalkan bahwa dalam waktu dekat Kangsa akan tertimpa musibah, karena musuhnya sedang dalam kandungan ibunya.
Mendengar berita ini, Kangsa segera memerintahkan pra raksasa untuk membunuh setiap wanita yang sedang hamil tanpa kecuali. Namun istri raja Basudewa dapat diselamatkan sampai bayi yang tengah dikandungnya lahir dengan selamat. Banyak cara dilakukan Kangsa untuk dapat membunuh bayi tersebut, namun hasilnya sia-sia. Kedua kesatria putra Basudewa (Kresna dan Baladewa) dapat diselamatkan dalam persembunyian di bawah pengwasan Wabru, yang semakin hari semakin gagah, tampan, dan terlukis sifat kesatriannya.
Kangsa semakin bingung untuk melacak dan membunuh kedua putra Basudewa itu. Akhirnya Kangsa memutuskan untuk mengadakan pertandingan adu senjata secara besar-besaran antara pihak Yadu dengan pihak raksasa di Magada. Upaya ini dilakukan dalam rangka membunuh Kresna dan Baladewa.
Berita yang menarik perhatian Kresna dan Baladewa ini cepat didengarnya. Keduanya memutuskan untuk melihat tempat adu senjata, walaupun sebelumnya dilarang keras oleh Wabru. Di tengah perjalanan mereka menemui halangan dan dicegat oleh seekor buaya raksasa dan seekor naga raksasa. Keduanya dapat dibunuh dengan mudah oleh Kresna dan Baladewa. Ternyata buaya dan naga itu jelmaan widyadari. Atas keberhasilan ini, Kresna mendapatkan senjata Cakra Sudarsana dan Baladewa mendapatkan senjata Bajak (Tenggala).
Sesampai di tempat pertandingan, Kresna dan Baladewa bergabung dengan pihak Yadu. Mereka tidak ada yang mengenalnya kecuali Wabru dan Basudewa yang merasa senang dan yakin atas keberanian kedua putranya. Tak terhitung korban di pihak raksasa, malahan pemimpin-pemimpinnya dapat ditewaskan oleh kedua putra Basudewa.
Melihat kenyataan itu, akhirnya Kangsa memutuskan untuk ikut ambil bagian dalam pertempuran itu. Tidak lama, Kangsa pun menemui ajalnya terbunuh dengan senjata Cakra Sudarsana oleh Kresna. Para raksasa yang tersisa semuanya dimusnahkan. Para dewa sangat gembira menyaksikan keberhasilan Kresna jelmaan Wisnu itu. Akhirnya suasana kembali damai dan sejahtera, karena para Yadu yang tewas dapat dihidupkan kembali oleh Dewa Indra.
|
900 Tanggal Pembelian | 24/01/2020 |
020 ISBN (R) | |
500 Catatan Umum | Aks. Bali; Bahasa Jawa Kuna; Kakawin; ditulis di atas daun lontar; Rol 229.02 |
240 Judul Seragam | |
337 Media Type | |
100 Entri Utama Nama Orang | |
250 Edisi | |
264a Kota Terbit | [Place of publication not identified] |
300 Deskripsi Fisik | 142 hlm; 4 baris/hlm; 48x3.8 cm |
904a Pengisi Lembar Kerja | Aswinna |
246 Judul Alternatif | |
041 Kode Bahasa | jav |