001 Hak Akses (open/membership) | membership |
700 Entri Tambahan Nama Orang | Maria Regina Widhiasti, supervisor; Lisda Liyanti, examiner; Julia Wulandari, examiner |
336 Content Type | text (rdacontent) |
264b Nama Penerbit | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia |
710 Entri Tambahan Badan Korporasi | Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya |
049 No. Barkod | 11-24-00422883 |
504 Catatan Bibliografi | |
852 Lokasi | Perpustakaan UI |
338 Carrier Type | online resource (rdacarries) |
590 Cat. Sumber Pengadaan Koleksi | ;;Deposit |
534 Catatan Versi Asli | |
Tahun Buka Akses | |
053 No. Induk | 11-24-00422883 |
653 Kata Kunci | online petition; digital activism; menstrual products; discrimination against women; gender inequality |
111 Entri Utama Nama Pertemuan | |
040 Sumber Pengatalogan | LibUI ind rda |
245 Judul Utama | Aktivisme Digital Persamaan Hak Perempuan Melalui Petisi Die Periode ist kein Luxus = Digital Activism for Women's Equal Rights Through Petition "Die Periode ist kein Luxus" |
264c Tahun Terbit | 2023 |
650 Subyek Topik | Digital activism and society |
850 Lembaga Pemilik | Universitas Indonesia |
520 Ringkasan/Abstrak/Intisari | Petisi daring ?Die Periode ist kein Luxus ? Senken Sie die Tamponsteuer? menjadi platform bagi warga Jerman untuk menyampaikan ketidaksetujuan terhadap kebijakan tarif pajak produk menstruasi yang mencapai 19%. Pada platform ini para penandatangan petisi dapat menyampaikan alasan mereka menandatangani petisi tersebut. Penelitian ini membahas bagaimana petisi daring ?Die Periode ist kein Luxus ? Senken Sie die Tamponsteuer? berfungsi sebagai platform aktivisme digital, sekaligus menggambarkan pengabaian hak perempuan di Jerman. Dengan menggunakan metode analisis semantik dan studi pustaka, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan ketidakadilan terhadap perempuan yang terjadi dalam pembuatan kebijakan di Jerman. Untuk mendapatkan data dari petisi daring, penelitian ini menggunakan alat bantu AntConc yang berfungsi untuk mencari frekuensi penggunaan kata pada alasan-alasan penandatangan petisi. Alasan-alasan tersebut menunjukkan adanya asumsi bahwa produk menstruasi adalah barang mewah dan terdapat diskriminasi terhadap perempuan melalui pajak ini. Secara keseluruhan, petisi ?Die Periode ist kein Luxus ? Senken Sie die Tamponsteuer? membuktikan masih adanya ketidaksetaraan gender dalam pengambilan keputusan terhadap kebijakan di Jerman.
......The online petition ?Die Periode ist kein Luxus ? Senken Sie die Tamponsteuer? provides German citizens a forum to voice their disapproval of the 19% tax on menstrual products. The petition?s signatories can express the reasoning behind their signatures on this platform. This research analyses the online petition ?Die Periode ist kein Luxus ? Senken Sie di Tamponsteuer? as a form of digital activism and an example of how women?s rights in Germany are disregarded. This research aims to show the discrimination against women in German policy-making using the semantic approach and textual analysis. To determine the frequency of word usage in the petition forum, this research uses the AntConc tool. The analysis of the petition shows that the tax on menstrual products is a form of discrimination against women. This research also finds that by putting menstrual products into luxury goods criteria, the German government neglected women?s perspectives and interests and therefore shows the inequality in policy decision-making in Germany. |
904b Pemeriksa Lembar Kerja | Donna Wahyuni Laura-September2024 |
090 No. Panggil Setempat | MK-pdf |
d-Entri Utama Nama Orang | |
500 Catatan Umum | |
337 Media Type | computer (rdamedia) |
d-Entri Tambahan Nama Orang | |
526 Catatan Informasi Program Studi | Sastra Jerman |
100 Entri Utama Nama Orang | Anastasis Ruthie, author |
264a Kota Terbit | Depok |
300 Deskripsi Fisik | |
904a Pengisi Lembar Kerja | Donna Wahyuni Laura-September2024 |
Akses Naskah Ringkas | |
856 Akses dan Lokasi Elektronik | |
502 Catatan Jenis Karya | Makalah Non-Seminar |
041 Kode Bahasa | ind |