001 Hak Akses (open/membership)membership
700 Entri Tambahan Nama OrangPradana Soewondo, promotor; Dewi Irawaty, co-promotor; Jahja Umar, co-promotor; Debie Dahlia, examiner; Suriadi, examiner; I Made Kariasa, examiner; Sjattar, Elly L, examiner
336 Content Typetext (rdacontent)
710 Entri Tambahan Badan KorporasiUniversitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan
264b Nama PenerbitFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
049 No. Barkod07-24-42446529
852 LokasiPerpustakaan UI
504 Catatan Bibliografipages 163-176
338 Carrier Typeonline resource (rdacarrier)
590 Cat. Sumber Pengadaan Koleksi;;
903 Stock Opname
534 Catatan Versi Asli
Tahun Buka Akses2023
053 No. Induk07-24-42446529
653 Kata Kuncitype 2 diabetes mellitus; health status; self-consciousness; chronic complications; instrument developmen
040 Sumber PengataloganLibUI ind rda
245 Judul UtamaPengembangan Instrumen Kesadaran Diri Status Kesehatan Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi Kronik Berdasarkan Teori Newman = Development of an Instrument Self-Consciousness of Health Status for Type 2 Diabetes Mellitus Patients with Chronic Complications Based on Newman's Theory
264c Tahun Terbit2023
650 Subyek TopikHealth Status; Diabetes Mellitus--diagnosis
850 Lembaga PemilikUniversitas Indonesia
520 Ringkasan/Abstrak/IntisariPenyandang DMT2 memiliki beban fisik dan psikologis pada status kesehatannya setelah menyandang DMT2, yang dapat mempengaruhi pencapaian HbA1c < 7% masih belum optimal. Oleh sebab itu, salah satu keberhasilan dalam mencegah komplikasi kronik adalah pengukuran kesadaran diri status kesehatan penyandang DMT2 yang berlangsung selama seumur hidup. Status kesehatan merupakan kondisi yang menggambarkan kesehatan baik secara fisik dan mental. Sayangnya, penyandang DMT2 belum dapat menilai dirinya sendiri dan memantau status kesehatan karena belum ada instrumen yang mudah dipakai dan digunakan sebagai alat evaluasi. Instrumen tersebut diperlukan untuk mengukur status kesehatan diri agar penyandang DMT2 dapat memperluas kesadaran dirinya sehingga akan terlibat aktif dalam perawatan kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrument kesadaran diri status kesehatan. Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pertama adalah pengembangan instrument; tahap kedua adalah uji validitas secara empirik; dan tahap ketiga adalah penormaan dan interpretasi instrumen. Tahap pengembangan instrumen terdiri dari validasi konstruk oleh 3 pakar, merancang instrumen, dan uji validitas isi rancangan instrumen oleh 6 pakar. Pada tahap uji validitas secara empirik, uji validitas konstruk melibatkan 602 penyandang DMT2 dengan komplikasi kronik. Hasil penelitian tahap 1 mendapatkan 100 butir pernyataan (CVI 1) mencakup 4 dimensi, yaitu kemitraan perawat, dialog, pola kesadaran diri, dan status kesehatan. Uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada tahap dua menghasilkan 77 butir pernyataan yang fit unidimensional mengukur kesadaran diri status kesehatan. Tahapan ketiga menghasilkan skala dan skor kesadaran diri yang mudah dijumlahkan oleh penyandang DMT2 dengan terdiri dari kesadaran diri rendah (0-23), kesadaran diri sedang (31-57) dan kesadaran diri tinggi (58-77). ......People with T2DM have a physical and psychological burden on their health status after having T2DM, which can affect the achievement of HbA1c < 7% is still not optimal. Therefore, one of the successes in preventing chronic complications is the measurement of self-consciousness of the health status of people with T2DM that lasts for a lifetime. Health status is a condition that describes health both physically and mentally. Unfortunately, people with T2DM have not been able to assess themselves and monitor their health status because there is no instrument that is easy to use and use as an evaluation tool. Instruments are needed to measure health status so that people with T2DM can expand their self-consciousness so that they will be actively involved in health care. This study aims to develop a self-consciousness of health status instrument. The research is divided into three stages, namely the first stage is instrument development; the second stage is empirical validity testing; and the third stage is instrument normalization and interpretation. The instrument development stage consists of construct validation by 3 experts, designing the instrument, and testing the content validity of the instrument design by 6 experts. In the empirical validity stage, the construct validity test involved 602 people with T2DM with chronic complications. The results of phase 1 research obtained 100 statement items (CVI 1) covering 4 dimensions, namely nurse partnership, dialogue, self-awareness patterns, and health status. Confirmatory Factor Analysis (CFA) test in stage two resulted in 77 unidimensional fit statement items measuring health status self-awareness. The third stage resulted in a self-awareness scale and score that is easily summarized by people with T2DM and consists of low self-awareness (0-23), moderate self-awareness (31-57), and high self-awareness (58-77).
904b Pemeriksa Lembar Kerja
090 No. Panggil SetempatD-pdf
d-Entri Utama Nama Orang
500 Catatan UmumTidak dapat diakses di UIANA, karena: akan ditunda publikasinya mengingat akan atau sedang dalam proses pengajuan Hak Paten/Hak Cipta hingga tahun 2023
d-Entri Tambahan Nama Orang
337 Media Typecomputer (rdamedia)
526 Catatan Informasi Program StudiIlmu Keperawatan
100 Entri Utama Nama OrangDikha Ayu Kurnia, author
264a Kota TerbitDepok
300 Deskripsi Fisikxiii, 176 pages : illustration + appendix
904a Pengisi Lembar Kerjatanti-maret2024
Akses Naskah Ringkas
856 Akses dan Lokasi Elektronik
502 Catatan Jenis KaryaDisertasi
041 Kode Bahasaind