700 Entri Tambahan Nama OrangErwin Agustian Panigoro, supervisor
001 Hak Akses (open/membership)membership
336 Content Typetext (rdacontent)
264b Nama PenerbitFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
710 Entri Tambahan Badan KorporasiUniversitas Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
504 Catatan Bibliografipages 21-23
852 LokasiPerpustakaan UI
049 No. Barkod11-24-650577586
338 Carrier Typeonline resource (rdacarrier)
590 Cat. Sumber Pengadaan Koleksi
534 Catatan Versi Asli
Tahun Buka Akses
053 No. Induk11-24-650577586
653 Kata Kuncisocial media; fashion trends; fast fashion; high-fashion; throwaway; trickle-down theory
111 Entri Utama Nama Pertemuan
040 Sumber PengataloganLibUI eng rda
245 Judul UtamaAnalisis Peran Media Sosial dalam Naiknya Tren Fast Fashion = Analysing Social Media's Role in the Rising Trend of Fast Fashion
650 Subyek TopikSocial media -- Influence ; Social media--Influence
264c Tahun Terbit2023
850 Lembaga PemilikUniversitas Indonesia
520 Ringkasan/Abstrak/IntisariArtikel ini menjelaskan popularitas industri fast fashion. Pada akhir dekade 90-an, masyarakat menganggap konsumsi produk fesyen sebagai sebuah hiburan (Hayes, 2021). Pola konsumsi ini dilanggengkan oleh tren mode fesyen kelas atas, di mana kelompok elite menghamburkan uang untuk mengikuti tren fesyen yang termutakhir. Fenomena ini berujung pada fesyen ?sekali pakai?(Bhardwaj dan Fairhurst, 2010). Sementara itu, masyarakat pada lapisan yang lebih rendah berupaya mencari cara untuk mengikuti tren fesyen elitis melalui berbagai cara. Fenomena ini pada akhirnya melahirkan tren fast fashion yang mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat bawah terhadap akses simbolik berupa produk fesyen yang mirip dengan high-fashion pada kalangan atas. Dengan menggunakan teori Trickle-down Georg Simmel (1904) dan mengambil kasus ?fashion robbery??dimana bisnis mode cepat 'mencuri' tampilan estetika mode tinggi?yang terjadi di industri adibusana (Zerbo, 2015), artikel ini mengkaji peran media dalam mengangkat tren fast fashion. Lebih jauh, artikel tersebut berpendapat bahwa orang- orang sedang mengikuti tren dan menginginkan kepuasan instan dalam mode tanpa harus menghabiskan banyak uang. ...... This article describes the consumer practices toward fashion trends that lead to the rapid rise of fast fashion. In the late 1990s, clothing shopping became entertainment, and people tended to spend more money on it (Hayes, 2021). Fashion trends have perpetuated this habit in which affluent people continuously buy new clothes to keep themselves up to date (Ming Law, Zhang, and Leung, 2004), thus initiating the ?throwaway? fashion (Bhardwaj and Fairhurst, 2010). While the upper social class enjoys high-class fashion products, the lower part of the society seeks akin experience in a way they can afford. Using Georg Simmel?s (1904) trickle-down theory and taking the case of fashion robbery?where fast fashion businesses ?steal? the look of high-fashion aesthetic?occurring in the couture industry (Zerbo, 2015), this paper studies the role of media in raising the fast fashion trend. Furthermore, the article argues that people are into high-fashion trends but want instant gratification in fashion without spending much money.
904b Pemeriksa Lembar KerjaNurintan-Februari2025
090 No. Panggil SetempatMK-pdf
d-Entri Utama Nama Orang
500 Catatan Umum
337 Media Typecomputer (rdamedia)
d-Entri Tambahan Nama Orang
526 Catatan Informasi Program StudiIlmu Komunikasi
100 Entri Utama Nama OrangAngelina Dewi Laksana Putri, author
264a Kota TerbitDepok
300 Deskripsi Fisikv, 23 pages : illustration
904a Pengisi Lembar KerjaBilqisPutriYanda-Oktober2024
Akses Naskah Ringkas
856 Akses dan Lokasi Elektronik
502 Catatan Jenis KaryaMakalah Non-Seminar
041 Kode Bahasaeng