001 Hak Akses (open/membership)membership
700 Entri Tambahan Nama OrangBambang Shergi Laksmono, promotor; Martani Huseini, co-promotor; Mia Siscawati, co-promotor; A. Hanief Saha Ghafur, examiner; Irfan Ridwan Maksum, examiner; Renny Nurhasana, examiner; Muhammad Syaroni Rofii, examiner
336 Content Typetext (rdacontent)
264b Nama PenerbitSekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia
710 Entri Tambahan Badan KorporasiUniversitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global
049 No. Barkod07-24-37299294
504 Catatan Bibliografipages 331-336
852 LokasiPerpustakaan UI
338 Carrier Typeonline resource (rdacarrier)
590 Cat. Sumber Pengadaan Koleksi;Deposit
903 Stock Opname
534 Catatan Versi Asli
Tahun Buka Akses2024
053 No. Induk07-24-37299294
653 Kata Kunciperbaikan kebijakan subsidi energi; mis-alokasi anggaran subsidi; kebijakan publik; akses energi; subsidi energi tepat sasaran; inklusi sosial
040 Sumber PengataloganLibUI ind rda
245 Judul UtamaAnalisis Kebijakan Subsidi Energi di Indonesia: Menuju Reformasi Inklusif yang Berkeadilan dan Efisien = Analysis of Energy Subsidy Policy in Indonesia: Towards Inclusive Reform for Equity and Efficiency
264c Tahun Terbit2024
650 Subyek TopikRenewable energy; Households.
850 Lembaga PemilikUniversitas Indonesia
520 Ringkasan/Abstrak/IntisariSubsidi energi dipandang sebagai instrumen kesejahteraan untuk meringankan beban pengeluaran masyarakat miskin dan rentan. Karena itu, investasi pemerintah untuk subsidi energi sangat besar. Namun demikian, subsidi ini justru lebih menguntungkan kelompok mampu, tidak tepat sasaran, bersifat regresif dan menghabiskan anggaran pemerintah yang sangat besar. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan tambahan analisis deskriptif terhadap agregasi data statistik mikro yang bersumber dari DTKS dan Susenas, serta menggunakan kombinasi teori multidisiplin untuk analisis, penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan subsidi energi berbasis rumah tangga saat ini belum mampu menjadi instrumen kesejahteraan. Kelompok masyarakat miskin dan rentan dalam jumlah yang sangat besar tidak menikmati subsidi, bahkan tidak mendapatkan akses terhadap energi sama sekali. Kelompok tersebut termasuk perempuan kepala keluarga, penyandang disabilitas, dan lansia. Dampak negatif lainnya adalah ketergantungan terhadap energi fosil yang diimpor, menciptakan praktik kriminalitas penimbunan dan pengoplosan, serta mengurangi insentif bagi pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Perubahan paradigma kebijakan dari subsidi barang menjadi subsidi energi bersasaran langsung kepada rumah tangga diperlukan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Perubahan ini mampu mendorong kebijakan yang lebih efektif dan inklusif, membantu mengurangi beban perempuan, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan serta mendorong pengembangan energi terbarukan di tingkat lokal. Namun, perubahan ini harus dibarengi dengan kemampuan dalam menentukan kelompok sasaran dan dukungan elit politik pada tingkat tertinggi. ......Energy subsidies are regarded as a welfare instrument aimed at alleviating the financial burden of poor and vulnerable communities. Consequently, the government's investment in energy subsidies is substantial. Nevertheless, these subsidies tend to benefit affluent groups disproportionately, miss their intended targets, display regressive characteristics, and consume a significant portion of the government budget. This research employs qualitative methods in conjunction with descriptive analysis of aggregated micro-level statistical data sourced from DTKS and Susenas. It utilizes a multidisciplinary theoretical framework for analysis. The findings of this study conclude that the current household-based energy subsidy policy falls short of an effective welfare instrument. A considerable number of the poor and vulnerable populations do not benefit from these subsidies and may lack access to energy altogether. These marginalized groups encompass female-headed households, individuals with disabilities, and the elderly. Other adverse consequences encompass a dependence on imported fossil fuels, the fostering of criminal practices such as hoarding and adulteration, and the reduction of incentives for the development of renewable energy in Indonesia. A paradigm shift in policy, transitioning from subsidizing goods to directly targeting household-based energy subsidies, is imperative to rectify this situation. Such a change can promote more effective and inclusive policies, reduce the burden on women, mitigate poverty and inequality, and stimulate the development of local-level renewable energy initiatives. However, this transition must be accompanied by the ability to identify target groups and secure political elite support at the highest level.
904b Pemeriksa Lembar KerjaAdhityaN-Agustus2024
090 No. Panggil SetempatD-pdf
d-Entri Utama Nama Orang
500 Catatan UmumDapat diakses di UIANA (lib.ui.ac.id) saja.
337 Media Typecomputer (rdamedia)
d-Entri Tambahan Nama Orang
526 Catatan Informasi Program StudiKajian Stratejik dan Global
100 Entri Utama Nama OrangRuddy Kaharudin Gobel, author
264a Kota TerbitJakarta
300 Deskripsi Fisikxxii, 336 pages : illustration + appendix
904a Pengisi Lembar KerjaAdhityaN-Agustus2024
Akses Naskah Ringkas
856 Akses dan Lokasi Elektronik
502 Catatan Jenis KaryaDisertasi
041 Kode Bahasaind