700 Entri Tambahan Nama Orang | Mendrofa, James Farlow, supervisor; Fristian Hadinata, examiner; LG. Saraswati Putri, examiner |
001 Hak Akses (open/membership) | membership |
336 Content Type | text (rdacontent) |
264b Nama Penerbit | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia |
710 Entri Tambahan Badan Korporasi | Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya |
504 Catatan Bibliografi | |
852 Lokasi | Perpustakaan UI |
049 No. Barkod | 11-24-65053615 |
338 Carrier Type | online resource (rdacarrier) |
590 Cat. Sumber Pengadaan Koleksi | |
534 Catatan Versi Asli | |
Tahun Buka Akses | |
053 No. Induk | 11-24-65053615 |
653 Kata Kunci | neo eksistensialisme ; eksistensialisme ; humanoid ; ai ; artificial intelligence ; kecerdasan buatan ; markus gabriel ; autonomous self driving ; humanoid assitant ; virtual asisten ; kesadaran ; dimika kehidupan manusia ; pengaruh humanoid ai ; etika penggunaan ai |
111 Entri Utama Nama Pertemuan | |
040 Sumber Pengatalogan | LibUI ind rda |
245 Judul Utama | Dinamika Optimalisasi Ai (Humanoid) Terhadap Eksistensi Manusia Melalui Pendekatan Neo- Eksistensialisme Markus Gabriel = Dynamics Of Ai (Humanoid) Optimization Towards Human Existence Through Markus Gabriel?s Neo- Existentialism Approach |
650 Subyek Topik | Optimization of structural systems; Artificial intelligence |
264c Tahun Terbit | 2024 |
850 Lembaga Pemilik | Universitas Indonesia |
520 Ringkasan/Abstrak/Intisari | Kecerdasan buatan pada dasarnya adalah sebuah alat untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia secara spesifik sebagaimana yang telah diatur dan didesain sebelumnya oleh sang pembuat melalui kode yang dikembangkan dari perangkat komputer, namun jika optimalisasi kecerdasan buatan yang nantinya berupa humanoid dan terintegrasi dengan Cloud Computing System ke super komputer, bukan tidak mungkin optimalisasi kecerdasan buatan menyebabkan dinamika didalam kehidupan manusia terutama secara eksistensialis. Markus Gabriel, salah satu filsuf postmodern mengajukan sebuah pemikiran yang menjawab keresahan tersebut melalui pemikirannya ?Neo Existensialisme?, sebagai respon terhadap eksistensialisme algoritma kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang seringkali disamakan dengan struktur neural sistem (otak atau pikiran) manusia. Algoritma tersebut bertindak dengan menerapkan prinsip reduksionisme dan naturalisme yang mengabaikan kekayaan makna esensialis dari pengalaman manusia, seolah segala hal yang terjadi merupakan hasil dari mekanisme fisik dan kimia saja. ......Artificial intelligence is basically a tool to help simplify human work specifically as previously arranged and designed by the creator through code developed from computer devices, but if artificial intelligence is optimized which will later be humanoid and integrated with Cloud Computing System to Super Computer, it is impossible for artificial intelligence optimization to cause dynamics in human life, especially existentially. Markus Gabriel, one of the postmodern philosophers, put forward a thought that answers this concern through his thought "Neo Existentialism", as a response to the existentialism of artificial intelligence algorithms (Artificial Intelligence) which are often combined with the structure of the human nervous system (brain or mind). The algorithm acts by applying the principles of reductionism and naturalism that ignore the richness of the essential meaning of human experience, as if everything that happens is the result of physical and chemical mechanisms alone. |
904b Pemeriksa Lembar Kerja | |
090 No. Panggil Setempat | MK-pdf |
d-Entri Utama Nama Orang | |
500 Catatan Umum | |
337 Media Type | computer (rdamedia) |
d-Entri Tambahan Nama Orang | |
526 Catatan Informasi Program Studi | Ilmu Filsafat |
100 Entri Utama Nama Orang | Kevan Naufal Athaala, author |
264a Kota Terbit | Depok |
300 Deskripsi Fisik | 35 pages |
904a Pengisi Lembar Kerja | jihan-September2024 |
Akses Naskah Ringkas | |
856 Akses dan Lokasi Elektronik | |
502 Catatan Jenis Karya | Makalah Non-Seminar |
041 Kode Bahasa | ind |