001 Hak Akses (open/membership)membership
700 Entri Tambahan Nama OrangRouli Esther, supervisor; Joesana Tjahjani, examiner; LG. Saraswati Putri, examiner
336 Content Typetext (rdacontent)
264b Nama PenerbitFakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
710 Entri Tambahan Badan KorporasiUniversitas Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
049 No. Barkod15-25-23537207
504 Catatan Bibliografipages 69-71
852 LokasiPerpustakaan UI
338 Carrier Typeonline resource (rdacarrier)
590 Cat. Sumber Pengadaan KoleksiDeposit;Deposit
903 Stock Opname
534 Catatan Versi Asli
Tahun Buka Akses2022
053 No. Induk15-25-23537207
653 Kata Kuncigender; kesusastraan; objektivikasi; perempuan; rural
040 Sumber PengataloganLibUI ind rda
245 Judul UtamaObjektivikasi Perempuan oleh Masyarakat Rural di Bali dalam Novel Kulit Kera Piduka = The Objectification of Women by Balinese Rural Society in Kulit Kera Piduka
264c Tahun Terbit2021
650 Subyek TopikWomen in literature
850 Lembaga PemilikUniversitas Indonesia
520 Ringkasan/Abstrak/IntisariPenelitian ini membahas objektivikasi perempuan oleh masyarakat rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka (2020) karya Putu Juli Sastrawan. Teks dianalisis dengan menggunakan teori naratif (Bal,2017), konsep peran dan relasi gender (Lindsey,2016;Castle,2007), dan konsep objektivikasi (Nussbaum,1999;2000). Penelitian ini berupaya mengungkap bagaimana konstruksi sosial-budaya masyarakat rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka (2020) mengukuhkan objektivikasi perempuan. Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor yang menyebabkan perempuan rural di Bali kurang memiliki agensi untuk mendapatkan kesetaraan gender dalam novel Kulit Kera Piduka (2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur sosial-budaya masyarakat rural di Bali dalam novel Kulit Kera Piduka (2020) secara kuat menghambat kebebasan perempuan. Meskipun secara formal perempuan rural tampak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri, akan tetapi norma budaya yang mengakar dalam masyarakat rural telah membatasi kapabilitas perempuan. Masyarakat rural masih terikat dengan norma-norma budaya, namun pada satu sisi juga rela melakukan modifikasi dan komodifikasi budaya demi keuntungan ekonomi. Dalam dua kondisi tersebut, perempuan ditempatkan sebagai pihak yang inferior dan dibatasi kebebasannya. Dominasi maskulin berusaha dilanggengkan melalui kekerasan simbolik dan fisik yang berlaku dalam institusi keluarga maupun masyarakat. Perempuan rural kurang memiliki agensi karena konstruksi sosial-budaya masyarakat rural telah membentuk cara berpikir dan membatasi kapabilitasnya. Dengan demikian novel ini memberikan kritik terhadap struktur sosial-budaya yang melanggengkan patriarki khususnya pada masyarakat rural. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pada pembaca untuk mengevaluasi secara kritis segala bentuk konstruksi sosial-budaya yang memuat ketimpangan gender. ......This research discussed women objectification by rural society in Bali in Kulit Kera Piduka novel (2020) written by Putu Juli Sastrawan. The text was analyzed using narrative theory (Bal, 2017), concept of gender role and relation (Lindsey, 2016; Castle, 2007), and concept of objectification (Nussbaum, 1999; 2000). This research tried to reveal rural society?s sociocultural construction in Bali in Kulit Kera Piduka novel (2020) confirming women objectification. This was intended to show the factors which cause rural women in Bali to lack agency in having gender equality in Kulit Kera Piduka novel (2020). The result of the research showed that the sociocultural structure in Bali in Kulit Kera Piduka novel (2020) strongly hindered women freedom. Although in formal setting women seemed to have the opportunity for self-development, however, the cultural norm in the rural society hindered women?s capability. The rural society is highly bound with cultural norms, although in one side, they also would modify and commodify culture for economic benefit. In these two conditions, women were positioned as an inferior party with limited freedom. Masculine domination was perpetuated through symbolic and physical violation in the family and society. Rural women lacked agency because the rural society?s sociocultural norms had strongly constructed the mindset and hindered their capability. Therefore, this novel provided critics towards the sociocultural structure which perpetuated patriarchy, especially on the rural society. The result of this research is expected to provide insights for the readers to critically evaluate all forms of sociocultural constructions which contribute in gender inequality.
904b Pemeriksa Lembar KerjaAmiarsih Indah Purwiati-Agustus 2025
090 No. Panggil SetempatT-pdf
d-Entri Utama Nama Orang
500 Catatan UmumTidak dapat diakses di UIANA, karena: akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu Humaniora yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan Februari tahun 2022
d-Entri Tambahan Nama Orang
337 Media Typecomputer (rdamedia)
526 Catatan Informasi Program StudiIlmu Susastra
100 Entri Utama Nama OrangMarta Widyawati, author
264a Kota TerbitDepok
300 Deskripsi Fisikxiii, 71 pages : illustration + appendix
904a Pengisi Lembar KerjaAmiarsih Indah Purwiati-Agustus 2025
Akses Naskah Ringkas
856 Akses dan Lokasi Elektronik
502 Catatan Jenis KaryaTesis
041 Kode Bahasaind