700 Entri Tambahan Nama Orang | Surya Nita, supervisor; Didik Novi Rahmanto, supervisor; Stanislaus Riyanta, examiner; Lubis, Akhyar Yusuf, examiner |
001 Hak Akses (open/membership) | membership |
336 Content Type | text (rdacontent) |
710 Entri Tambahan Badan Korporasi | Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global |
264b Nama Penerbit | Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia |
504 Catatan Bibliografi | pages 100-102 |
852 Lokasi | Perpustakaan UI |
049 No. Barkod | 15-25-19588965 |
338 Carrier Type | online resource (rdacarrier) |
590 Cat. Sumber Pengadaan Koleksi | Deposit |
903 Stock Opname | |
534 Catatan Versi Asli | |
Tahun Buka Akses | 2025 |
053 No. Induk | 15-25-19588965 |
653 Kata Kunci | social media intelligence; Densus 88; pencegahan kejahatan; pengawasan; media sosial; terorisme |
040 Sumber Pengatalogan | LibUI ida rda |
245 Judul Utama | Analisis Pemanfaatan Social Media Intelligence dalam Upaya Mencegah Narasi Radikal Teror oleh Subdit Kontra Naratif Densus 88 AT Polri = Analysis of the Utilizing Social Media Intelligence in Preventing Radical Narratives by the Counter-Narrative Sub-Directorate of Densus 88 AT Polri |
650 Subyek Topik | Crime prevention. |
264c Tahun Terbit | 2025 |
850 Lembaga Pemilik | Universitas Indonesia |
520 Ringkasan/Abstrak/Intisari | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan Social Media Intelligence (SMI) oleh Subdit Kontra Naratif Densus 88 AT Polri dalam mencegah penyebaran narasi radikal dan ancaman terorisme di Indonesia. Media sosial menjadi alat utama kelompok radikal untuk menyebarkan ideologi ekstrem, merekrut anggota, dan membangun jaringan komunikasi. Dengan mengacu pada Crime Prevention Theory, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana langkah preventif berbasis teknologi dapat mengurangi penyebaran narasi radikal. Surveillance Theory digunakan untuk memahami peran teknologi dalam memantau aktivitas dan mengumpulkan data terkait pola komunikasi serta jejaring sosial kelompok ekstremis. Deception Theory dan Counterdeception Theory membantu menganalisis cara narasi palsu yang digunakan kelompok ekstremis diidentifikasi dan dilawan melalui narasi kontra yang dirancang dengan memanfaatkan figur kredibel dan optimasi distribusi konten di media sosial. Sementara itu, Counterintelligence Theory memberikan kerangka kerja untuk menganalisis strategi melindungi informasi sensitif dan membongkar pola komunikasi yang membahayakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam dan analisis dokumen sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi SMI melibatkan tahapan sistematis, mulai dari identifikasi, analisis, hingga penyusunan narasi kontra. Saran mencakup pengembangan algoritma yang lebih adaptif, pelatihan personel Densus 88 untuk analisis data yang lebih mendalam, serta penyusunan pedoman etis untuk memastikan pengawasan yang bertanggung jawab. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi signifikan terhadap strategi kontra-narasi berbasis teknologi yang lebih responsif di era digital.
......This research aims to analyze the utilization of Social Media Intelligence (SMI) by the Counter-Narrative Subdivision of Densus 88 AT Polri in preventing the spread of radical narratives and terrorism threats in Indonesia. Social media has become a primary tool for radical groups to spread extremist ideologies, recruit members, and build communication networks. Based on Crime Prevention Theory, this study explores how technology-based preventive measures can reduce the spread of radical narratives. Surveillance Theory is used to understand the role of technology in monitoring activities and collecting data related to communication patterns and social networks of extremist groups. Deception Theory and Counterdeception Theory help analyze how false narratives used by extremist groups are identified and countered through counter-narratives designed with credible figures and optimized content distribution on social media. Meanwhile, Counterintelligence Theory provides a framework to analyze strategies for protecting sensitive information and dismantling harmful communication patterns. This study uses a qualitative method with in-depth interviews and document analysis as data collection techniques. The results show that the implementation of SMI involves a systematic process, starting from identification, analysis, to the development of counter-narratives. Recommendations include the development of more adaptive algorithms, training Densus 88 personnel for deeper data analysis, and establishing ethical guidelines to ensure responsible surveillance. This research is expected to contribute significantly to more responsive technology based counter-narrative strategies in the digital age. |
904b Pemeriksa Lembar Kerja | AdhityaN-Mei2025 |
090 No. Panggil Setempat | T-pdf |
d-Entri Utama Nama Orang | |
500 Catatan Umum | Dapat diakses di UIANA (lib.ui.ac.id) saja. |
337 Media Type | computer (rdamedia) |
d-Entri Tambahan Nama Orang | |
526 Catatan Informasi Program Studi | Kajian Ilmu Kepolisian |
100 Entri Utama Nama Orang | Aliviqo Pandu Virgantara, author |
264a Kota Terbit | Jakarta |
300 Deskripsi Fisik | ix, 102 pages : illustration + appendix |
904a Pengisi Lembar Kerja | AdhityaN-Mei2025 |
Akses Naskah Ringkas | |
856 Akses dan Lokasi Elektronik | |
502 Catatan Jenis Karya | Tesis |
041 Kode Bahasa | ind |