700 Entri Tambahan Nama OrangAffan Priyambodo Permana, supervisor; Mila Maidarti, examiner; Tobing, Hanif Gordang, examiner
001 Hak Akses (open/membership)membership
336 Content Typetext (rdacontent)
710 Entri Tambahan Badan KorporasiUniversitas Indonesia. Fakultas Kedokteran
264b Nama PenerbitFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
504 Catatan Bibliografipages 25-28
852 LokasiPerpustakaan UI
049 No. Barkod14-25-60930324
338 Carrier Typeonline resource (rdacarrier)
590 Cat. Sumber Pengadaan KoleksiDeposit
903 Stock Opname
534 Catatan Versi Asli
Tahun Buka Akses2025
053 No. Induk14-25-60930324
653 Kata Kunciarteriovenous malformations; stereotactic radiation surgery; clinical outcome; radiologic outcome; postoperative complications
040 Sumber PengataloganLibUI ind rda
245 Judul UtamaPerbaikan Klinis Pada Pasien Malformasi Arteri Vena Otak Pasca Bedah Radiasi Stereotaktik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta = Clinical Improvement in Brain Venous Artery Malformation Patients After Stereotactic Radiation Surgery at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta
650 Subyek TopikPulmonary veins; Stereoencephalotomy
264c Tahun Terbit2024
850 Lembaga PemilikUniversitas Indonesia
520 Ringkasan/Abstrak/IntisariLatar Belakang Malformasi arteri-vena (MAV) adalah kondisi di mana arteri dan vena terhubung langsung tanpa pembuluh kapiler. MAV otak memiliki risiko tinggi untuk perdarahan yang berpotensi fatal. Insiden MAV otak berkisar antara 1.12 hingga 1.42 kasus per 100,000 orang per tahun, dengan tingkat mortalitas sekitar 10-15%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan hasil studi mengenai perbaikan pasien MAV otak pasca SRS di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Harapannya, dapat memberikan wawasan yang berharga dalam memperlancar penanganan kondisi ini. Metode Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan jenis studi kuantitatif. Pasien yang diteliti adalah pasien yang dirawat dengan SRS di RSCM, dan terdata dalam kurun tahun 2018-2023. Waktu follow-up pasien adalah 3 tahun. Luaran klinis yang dinilai adalah sefalgia dan kejang. Luaran lainnya adalah radiologis, dan komplikasi pasca-tindakan SRS. Hasil Penelitian dilakukan pada 41 pasien (63.4% laki-laki, 36.6% perempuan, rerata usia 25.7 tahun; usia minimum 5 tahun, dan usia maksimum 72 tahun). Seluruh pasien (41 orang) mengalami sefalgia sebagai manifestasi awal, dan seluruh pasien mengalami perbaikan pada masa follow-up 1 tahun. Kejang merupakan manifestasi terbanyak kedua (15 orang), dan perbaikan kejang mencapai 86.7% pada masa follow-up 1 tahun. Manifestasi lainnya adalah defisit motorik, gangguan bahasa, gangguan memori, dan gangguan lapang pandang. Komplikasi pasca-tindakan yang terjadi pada pasien adalah edema serebri dan perdarahan. Kesimpulan Seluruh pasien (41 orang) MAV otak mengalami perbaikan sefalgia, hal ini tercatat pada masa follow-up 1 tahun. Pada masa follow-up 2 tahun, 86.7% pasien mengalami perbaikan kejang dari total 15 pasien MAV dengan manifestasi kejang. Semakin kecil volume nidus MAV, maka semakin besar obliteration rate. Komplikasi terbanyak yang dialami oleh pasien MAV otak yang ditatalaksana dengan SRS di RSCM adalah perdarahan, dengan angka 9.8% (4 orang). ......Introduction Arteriovenous malformation (AVM) is a condition where arteries and veins are directly connected without capillaries. Brain AVM carries a high risk for potentially fatal bleeding. The incidence of BAVM ranges from 1.12 to 1.42 cases per 100,000 people per year, with a mortality rate of approximately 10-15%. The aim of this study is to provide the results of a study on the improvement of cerebral MAV patients after SRS at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Hopefully, it can provide valuable insights in expediting the management of this condition. Method This study is a descriptive observational study with a quantitative study type. The patients studied were patients who were treated with SRS at RSCM, and were recorded in the period 2018-2023. Patient follow-up time was 3 years. The clinical outcomes assessed were cephalgia and seizures. Other outcomes were radiological, and post-treatment complications of SRS. Results The study was conducted on 41 patients (63.4% male, 36.6% female, mean age 25.7 years; minimum age 5 years, and maximum age 72 years). All patients (41 people) had cephalgia as the initial manifestation, and all patients had improvement at the 1-year follow-up period. Seizures were the second most common manifestation (15 patients), and seizure improvement was 86.7% at 1-year follow-up. Other manifestations included motor deficits, language impairment, memory impairment, and visual field impairment. Post-operative complications that occurred in patients were cerebral edema and hemorrhage. Conclusion All patients (41 people) with cerebral MAV experienced improvement in cephalgia, this was noted at the 1-year follow-up period. At the 2-year follow-up period, 86.7% of patients had seizure improvement out of a total of 15 MAV patients with seizure manifestations. The smaller the MAV nidus volume, the greater the obliteration rate is. The most common complication experienced by brain MAV patients who were treated with SRS at RSCM was hemorrhage, with a rate of 9.8% (4 people).
904b Pemeriksa Lembar KerjaAmiarsih Indah Purwiati-Mei 2025
090 No. Panggil SetempatS-pdf
d-Entri Utama Nama Orang
500 Catatan UmumTidak dapat diakses di UIANA, karena: akan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan terbit pada Jurnal Internasional yaitu Scopus/Pubmed yang diprediksi akan dipublikasikan pada bulan April tahun 2025
337 Media Typecomputer (rdamedia)
d-Entri Tambahan Nama Orang
526 Catatan Informasi Program StudiPendidikan Dokter
100 Entri Utama Nama OrangSalaisha Farah Azzahra, author
264a Kota TerbitJakarta
300 Deskripsi Fisikxiv, 28 pages : illustration + appendix
904a Pengisi Lembar KerjaAmiarsih Indah Purwiati-Mei 2025
Akses Naskah Ringkas
856 Akses dan Lokasi Elektronik
502 Catatan Jenis KaryaSkripsi
041 Kode Bahasaind