Skripsi ini menceritakan tentang sebuah organisasi / perkumpulan yang berfaham Marxist. Pada awalnya Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) bukan merupakan sebuah organisasi politik, melainkan hanya sebagai sebuah klub diskusi (debating club) bagi anggota anggota Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) atau Partai Buruh Sosialis Demokrat di Negeri Belanda yang tinggal dan bekerja di Hindia Belanda. Walaupun ISDV ini bukanlah sebuah organisasi politik, tetapi lama kelamaan aktivitas yang dilakukannya justru sering bersinggungan dengan masalah-masalah politik. Kondisi sosial, politik dan ekonomi yang ada di Hindia Belanda memudahkan pergerakan organisasi ini dalam menyebarkan ajaran Marxisme kepada penduduk bumiputra. Dalam penyebaran ide-ide Marxisme tersebut, ISDV selain mendekati secara personal, juga melakukan pendekatan kepada organisasi lokal seperti Sarekat Islam khususnya cabang Semarang yang pada waktu itu Semaun menjadi ketuanya selain dia juga menjadi anggota ISDV. Revolusi Bolshevik yang terjadi di Rusia pada 1917 dapat dikatakan sebagai titik tolak dari kemenangan pergerakan Marxisme di seluruh dunia. Sebagian anggota ISDV yang berpikiran radikal semakin gencar dalam kegiatan agitasi dan provokasi kepada penduduk bumiputra. Terlebih mereka berkeinginan juga untuk melakukan revolusi di Hindia Belanda, namun justru hal itu yang menjadi alasan bagi Pemerintah Kolonial untuk menangkap dan mengusir para anggota ISDV yang radikal dan mengawasi kegiatan organisasi ini secara ketat. Di dalam organisasi ISDV sendiri terjadi pertentangan pemikiran yang mengakibatkan pecahnya organisasi ini. Sebagian anggota yang tidak radikal memisahkan diri dari ISDV dan membentuk organisasi lain. Pendirian Internasionale Communist III (Commintern III) juga mempengaruhi kegiatan ISDV selanjutnya, yaitu dengan adanya rencana dari ISDV untuk menjadi anggota organisasi komunis seluruh dunia tersebut. Untuk kepentingan itu akhirnya ISDV mengganti nama organisasinya menjadi Perserikatan Komunis di Hindia yang kemudian berganti nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia.