Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran nilai
individualisme kolektivisme pada remaja yang pernah menetap di negara
Barat, serta proses reentry yang terjadi ketika kembali ke Indonesia. Bagi
remaja yang menetap di Iuar negara asalnya, ia akan berhadapan dan
berinteraksi dengan lingkungan yang memiliki nilai dan budaya yang
berbeda dengan negara asalnya, Indonesia. Interaksi ini dapat
menyebabkan terjadinya akulturasi, yaitu proses perubahan individu
akibat berada dalam budaya yang berbeda (Berry dkk, 1992).
Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Triandis dkk (1998) yang menggunakan skenario untuk mengukur
individualisme kolektivisme pada 2 kelompok masyarakat berbeda. Untuk
memperdalam penelitian, digunakan metode kuantitatif dengan
wawancara, untuk menggali lebih dalam mengenai persepsi remaja
terhadap perbedaan budaya antara kedua negara, dan mengenai proses
reentry pada remaja yang pernah tinggal di Iuar negeri pada saat kembali
ke Indonesia.
Dari perhitungan dengan menggunakan metode chi square
diperoleh hasil yang signifikan yang menunjukkan banwa ada perbedaan
yang signifikan pada nilai individualisme kolektivisme antara kelompok
subyek yang pernah menetap di negara Barat dengan kelompok subyek
yang tidak pernah manetap di Iuar negeri. Subyek yang pernah menetap
di negara Barat juga mempersepsikan adanya perbedaan antara kedua
budaya, terutama bahwa di negara Barat lebih mandiri, lebih menjaga
jarak antara sesama, lebih ada privasi, dan di Indonesia lebih tinggi rasa
kekeluargaannya.