Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang sedang berkembang pesat. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan yang signifikan dalam hal jumlah reksa dana, jumlah pemodal, dan total Nilai Aktiva Bersih. Oleh karena itu, pemodal semakin banyak memiliki pilihan sehingga selain mempertimbangkan manfaat yang dapat diberikan oleh reksadana, pemodal juga harus melihat kinerja reksa dana tersebut.
Pada penelitian ini kinerja reksa dana yang akan diteliti dibatasi pada kinerja manajer investasi dalam hal stock selection ability dan market timing ability. Stock selection ability adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih saham yang tepat yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio reksa dana sehingga memberikan imbal hasil yang lebih baik daripada imbal hasil pasar. Market timing ability adalah kemampuan manajer investasi untuk memilih saat yang tepat dalam membeli atau menjual saham dalam portofolio reksa dana.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah manajer investasi mempunyai stock selection ability dan market timing ability atau tidak. Model yang digunakan adalah Model Treynor dan Mazuy (1966) dan Model Henrikkson dan Merton (1981), Berdasarkan Model Treynor dan Mazuy, diregresikan antara kelebihan imbal hasil portofolio sebagai variabel terikat dengan kelebihan imbal hasil pasar dan kuadrat kelebihan imbal hasil pasar sebagai variabel bebas. Pada Model Henrikkson dan Menon, diregresikan antara kelebihan imbal hasil portofolio sebagai variabel terikat dengan kelebihan imbal hasil pasar dan variabel dummy (1 apabila rm-rf> 0, dan 0 apabila lainnya) yang sudah dikalikan dengan kelebihan imbal hasil pasar sebagai variabel bebas.
Hasil penelitian berdasarkan Model Treynor dan Mazuy menunjukkan bahwa dari 14 reksa dana yang diteliti, ternyata manajer investasinya tidak ada yang mempunyai stock selection ability dan market timing ability. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya koefisien Be dan B2 yang positif dan signifikan pada a = 5%.
Sementara itu, hasil penelitian berdasarkan Model Henrikkson dan Merton menunjukkan bahwa hanya 1 dari 14 reksa dana yang diteliti, yang manajer investasinya mempunyai stock selection ability. Reksa dana tersebut adalah BNI Reksa Dana Berkembang dengan koefisien 6g sebesar 0.018622 (signiikan pada a = 5%). Artinya stock selection ability memberikan kontribusi peningkatan imbal hasil reksa dana BNI Reksa Dana Berkembang sebesar 1.8622 basis poin per bulan untuk setiap kenaikan imbal hasil reksa dana BNI Reksa Dana Berkembang sebesar 100 basis poin per bulan dengan asumsi tidak ada variabel lain yang mempengaruhi.
Sedangkan hasil penelitian terhadap market timing ability menunjukkan bahwa tidak satupun dari 14 reksa dana yang diteliti, yang manajer investasinya rnempunyai market timing ability. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya koefisien 62 yang positif dan signifikan pada a = 5%.