Krisis moneter yang dialami oleh Indonesia dan negara-negara Asia pada sekitar tahun 1997-1998 dampaknya masih terasa sampai saat ini khususnya pada industri perbankan. Pemerintah telah melakukan program rekapitalisasi melalui obligasi rekap (yang dalam perkembangannya menjadi Surat Utang Negara atau SUN) kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas yang telah mengakibatkan ratio pemodalan (CAR) menjadi minus. Dalam perkembangannya, bank-bank yang terkena rekapitalisasi tersebut menghadapi tantangan yang besar dan serius dalam mengelola SUN. Instrumen ini mempunyai risiko yang besar khususnya risiko pasar akibat fluktuasi suku bunga.
Mengingat besarnya risiko yang dihadapi perbankan tersebut, maka Bank Indonesia selaku pengawas perbankan telah mengeluarkan peraturan mengenai penerapan market risk bagi bank. Peraturan ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan rekomendasi Bank for International Settlement (BIS). Dalam peraturan tersebut BI mewajibkan bank mencadangkan dananya untuk mengcover capital charge karena market risk. Untuk menghitung capital charge, saat ini BI mewajibkan bank-bank untuk menghitung dengan standardized model. Namun demikian bank diijinkan untuk menghitung dengan pendekatan internal model. Perhitungan dengan pendekatan internal model dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu variance-covarinace, montecarlo dan historical simulation. Namun dalam penelitian karya akhir ini metode yang dipakai adalah variance-covariance.
Dalam pengkajian karya akhir ini dipilih PT. XXX sebagai objek penelitian. PT. XXX adalah salah satu bank pemerintah dan sudah go public yang terkena kewajiban untuk menghitung capital charge market risk karena memiliki porfolio trading SUN yang cukup besar yaitu sekitar Rp.26,88 Trilyun per posisi 31 Maret 2004 atau sekitar 28% dari total asset yang berjumlah Rp. 94,5 Trilyun.
Permasalahan yang akan dikaji dalam karya akhir ini adalah: (a) berapa besar capital charge SUN pada portfolio trading dan available for sale PT. XXX yang dihitung berdasarkan standardized model, (b) Berapa besar VaR SUN portfolio trading dan available for sale PT. XXX dengan perhitungan internal model berdasarkan pendekatan variance-covariance, (c) Manakah model terbaik berdasarkan perbandingan point a dan b serta (d) bagaimana pengaruh perhitungan capital charge tcrhadap CAR di PT. XXX melalui pendekatan standardized model dibandingkan dengan internal model? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah memberi masukan bagi PT.XXX dalam menentukan model terbaik sehingga capital charge yang dicadangkan dan pengaruh penurunan CAR adalah yang terkecil. Pengkajian dalam karya akhir ini dibatasi pada outstanding trading SUN khususnya posisi 31 Maret 2004 yang terdiri dari 11 seri SUN yaitu FR02, FR03, FR04, FR05, FR08, FRIO, FRl6, F R17, FR20, FR23 dan FR25.