Artikel Jurnal :: Kembali

Artikel Jurnal :: Kembali

Low education, more frequent of seizure, more types of therapy, and generalized seizure type decreased quality of life among epileptic patients

by Irawaty Hawari, Zakiah Syeban, Silvia F. Lumempouw (Medical Journal of Indonesia, 2007)

 Abstrak

Bagi orang dengan penyakit kronis seperti epilepsi, kesembuhan kadang sulit dicapai dan pengobatan memakan waktu lama, sehingga kualitas hidup menjadi salah satu tujuan utama. Tujuan tulisan ini adalah untuk mendapatkan skor kualitas hidup penderita epilepsi serta faktor-faktor demografik dan medik yang mempengaruhi. Penelitian potong lintang menggunakan instrumen Quality of Life in Epilepsy (QOLIE)-31 untuk menilai kualitas hidup penderita epilepsi yang berobat jalan di Poliklinik Epilepsi RSCM. Sampel diambil secara konsekutif sejak Agustus 2005-Desember 2005. Dilakukan deskripsi demografi dan medik. QOLIE-31 terdiri dari komponen kekhawatiran akan serangan, kualitas secara umum, kesejahteraan emosional, energi/fatigue, fungsi kognitif, efek pengobatan, dan fungsi sosial. Dari 145 subjek, didapatkan skor total QOLIE-31 antara 28 ? 95 (rerata = 67.6 ; standar deviasi = 14.55). Rendahnya skor total QOLIE berhubungan dengan pendidikan yang rendah, frekuensi serangan yang sering, penggunaan obat antiepilepsi (OAE) politerapi dan jenis serangan epilepsi umum. Penggunaan obat antiepilepsi politerapi merupakan faktor yang paling dominan terhadap rendahnya skor total QOLIE-31. Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya di India, Georgia dan Korea Selatan. Di samping itu peneliti juga menemukan pendidikan sebagai faktor risiko terhadap total skor QOLIE-31. (Med J Indones 2007; 16:101-3).

Persons with chronic disease such as epilepsy, where a cure is not attainable and therapy may be prolonged, quality of life (QoL) has come to be seen as an important goal. The objective of this study was to identify scores of quality of life (QoL related to clinical factors. A cross-sectional study using QOLIE-31 instrument to identify quality of life among ambulatory epileptic patients at Epileptic Clinic of Department of Neurology-Cipto Mangunkusumo Hospital. Samples were taken consecutively from August 2005 to December 2005. Several demographic data as well as clinical were collected. QOLIE-31 components consisted of seizure worry, overall quality of life, emotional well-being, energy/fatigue, cognitive function, medication effect and social function. We found among 145 subjects the total score of QOLIE-31 ranged from 28-95 (mean = 67.6; standard of deviation = 14.55). The total score of QOLIE-31was corelated with low education, more frequent of seizures, antiepileptic drug politherapy and type of generalized seizure. antiepileptic drug politherapy was the most dominant risk factor for lowering total score of QOLIE-31. Our finding was in accordance with previous studies in India, Georgia, South Korea. In additioin we found that education was also a risk factor for total score of QOLIE-31. (Med J Indones 2007; 16:101-3).

 File Digital: 1

 Metadata

Jenis Koleksi : Artikel Jurnal
No. Panggil : MJIN-16-2-AprJun2007-101
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2007
Sumber Pengatalogan :
ISSN :
Majalah/Jurnal : Medical Journal of Indonesia
Volume : 16 (2) April Juni 2007: 101-103
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Akses Elektronik :
Institusi Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi :
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MJIN-16-2-AprJun2007-101 03-19-470025554 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 100453
Cover