Humor sebagai bagian dari kualitas insani memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Banyak temuan penelitian yang membuktikan manfaat humor. Humor dapat mengurangi tingkat kecemasan dan sores individu, meningkatkan kesehatan mental, serta berkaitan erat dengan kreativitas dan kepribadian matang. Perhatian ahli-ahli ilmu sosial, khususnya psikologi, terhadap fenomena humor ternyata juga cukup besar. Terlihat dan adanya berbagai teori dan penelitian tentang humor dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Termasuk penelitian mengenai pengembangan alat ukur rasa humor guna menelusuri tingkat dan jenis rasa humor yang terdapat pada individu.
Salah satu penelitian yang berkaitan dengan alat ukur rasa humor ini adalah penelitian Thorson & Powell (1991) yang mencoba menggabungkan berbagai konsep dan definisi rasa humor dari penelitian terdahulu, sehingga dihasilkan konsep yang multidimensional dalam memaknai rasa humor. Konsep Thorson & Powell ini dituangkan pada sebuah alat ukur rasa humor yang diberi nama Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS). Dalam perjalanannya, alat ukur ini sudah digunakan secara Iuas oleh banyak peneliti di seluruh dunia serta menunjukkan angka reliabilitas dan validitas yang sangat baik.
Penelitian ini ingin mengetahui: (1) Koefisien reliabilitas dan validitas hasil adaptasi item-item Multidimensional Sense of Humor Scale pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. (2) Gambaran tingkat sense of humor pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi berdasarkan kategori penormaan yang dibuat.
Sampel diambil dengan cara accidental pada beragarn responden yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi sejumlah 210 orang.
Hasil pengujian reliabilitas didapatkan nilai alpha sebesar 0.8674 (N of cases = 210, N of items = 24). Hasil uji validitas per item didapatkan skor validitas di atas 0.2 pada tiap item. Hanya terdapat 2 item yang memiliki skor < 0.2 yakni item nomor 19 dan 20.
Berkaitan dengan kategori penormaan, terdapat sejumlah 27 orang subyek yang skornya berada antara 28 - 53 dikategorikan pada kelompok yang memiliki tingkat rasa humor yang rendah, 124 responden yang rasa humomya berada pada taraf sedang (rentang skor 54-70), 59 responden dikategorikan memiliki tingkat rasa humor yang tinggi dengan rentang skor antara 71 sampai 96.
Hasil adaptasi alat tes ini tidak berbeda jauh dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti aslinya (Thorson & Powell, 1993). Dan penelitian terhadap 426 orang di Nebrasaka didapatkan penyebaran skor dari nilai 31 hingga 96, sementara pada penelitian ini (N = 210) skornya terdistribusi secara normal dari angka 28 hingga 96. Sementara itu, berkaitan dengan data kontrol, Thorson & Powell juga tidak menemukan perbedaan siginfikan pada tingkat usia dan jenis kelamin (Thorson & Powell, 1993), sama halnya dengan hasil pada penelitian ini. Mengenai 2 item yang memiliki validitas rendah (item nomor 19 dan 20) yakni kemungkinan karena tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya (keterbatasan kosa kata Bahasa Indonesia). Keterbatasan sebuah hasil adaptasi skala memang banyak dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah dan jenis kosa kata dari masing-masing negara tempat suatu alat tes diadaptasikan. Hal ini pernah terjadi saat Thorson & Powell (1991) melakukan adaptasi skala Svebak's Sense of Humor Questionnaire. Hasilnya menunjukkan tingkat validitas dan reliabilitas yang sangat rendah (0.512), yang menurut penelitian Thorson & Powell tak lain disebabkan karena alat ukut ini tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson & Powell, 1991). Salah satu dimensi dari alat ukur ini (uses of humor for coping) terbukti cukup baik untuk mengaitkan humor dengan kemampuan menghadapi situasi sulit dalam hidup dan selanjutnya dapat berperan untuk setting klinis (Thorson & Powell, 1991).
Untuk penelitian lebih lanjut dapat dicermati pengalihbahasaan secara lebih teliti dan menghindari ambiguitas makna pada tiap-tiap item, gunanya untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas skala. Pada data kontrol, ada baiknya jika pilihan rentang usia dipersempit guna melihat ragam karakteristik usia yang lebih spesifik. Saran praktis: skala ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi rasa humor pada klien dengan gangguan klinis. Rasa humor ada kaitannya dengan kepribadian matang, dan jika diketahui adanya rasa humor pada klien, maka dapat berguna bagi perkembangan kepribadian klien selanjutnya, terutama juga berguna dalam menangani masalah yang sedandihadapinya.