Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) berhubungan dengan meningkatnya insidens komplikasi tukak gastrointestinal yang mendadak dan menetap. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kelainan-kelainan endoskopik yang ditemukan pada duodenum dan jejunum proksimal karena obat OAINS. Tiga puluh delapan pasien yang mengkonsumsi OAINS untuk penyakit arthritis atau rematiknya dimasukkan dalam penelitian ini. Pemeriksaan gastro-duodeno-jejunoskopi dilakukan dengan alat Olympus PCF-10. Gambaran endoskopik entero-gastropati-OAINS dievaluasi dengan sistim skor. Gambaran enterogastropati-OAINS secara endoskopik terlihat berupa hiperemis, erosi dan tukak. Keluhan diare terjadi pada 7,9% pasien dan dispepsia terjadi pada 71,1% pasien. Dari pemeriksaan endoskopi di bulbus duodenum, ditemukan 79% kasus dengan hiperemis, 39,5% kasus dengan erosi dan 7,9% kasus tukak. Di duodenum bagian kedua (pars desendens) ditemukan 28,9% kasus dengan hiperemis, 15,8% kasus dengan erosi dan 2,6% kasus tukak. Di jejunum, ditemukan 7,9% kasus dengan hiperemis, 2,6% kasus dengan erosi dan tidak ditemukan tukak. Disimpulkan bahwa kelainan endoskopik terbanyak yang ditemukan pada enteropati-OAINS yaitu hiperemis. Lokasi kelainan enteropati-OAINS tersering yaitu di bulbus duodenum. (Med J Indones 2005; 14: 225-9)
Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID) have been associated with a sudden and sustained rise in the incidence of gastrointestinal ulcer complications. The aim of the study was to reveal the endoscopical abnormalities found in the duodenum & proximal jejunum due to NSAID. Thirty eight patients taking NSAID for their arthritis or rheumatism were included in this study. Gastro-duodeno-jejunoscopy was done with Olympus PCF-10. The endoscopical appearances of NSAID entero-gastropathy were evaluated with a scoring system. The NSAID-entero-gastropathy appearances were endoscopically seen as hyperemia, erosion and ulcer. From all patient recruited, 7.9% complaint of diarrhea and 71.1% complaint of dyspepsia. Endoscopically, in the duodenal bulb we found 79% cases of hyperemia, 39.5% cases of erosion and 7.9% cases of ulcer. In the second part (descending part) of the duodenum we found 28.9% cases of hyperemia, 15.8% cases of erosion and 2.6% case of ulcer. In the jejunum, we found 7.9% cases of hyperemia, 2.6% case of erosion and no ulcer. It is concluded that the most frequent abnormal endoscopical appearances in NSAID- enteropathy was hyperemia. The most frequent site of NSAID-enteropathy abnormal findings was in the duodenal bulb. (Med J Indones 2005; 14: 225-9)