Tujuan penelitian dalam karya akhir adalah untuk mengetahui besarnya risiko kredit khususnya pada segmen kartu kredit PT Bank X, adapun metode pengukuran yang digunakan adalah metode Credit Risk+
Alasan pemilihan topik ini karena:
Produk kartu kredit adalah jenis kredit yang memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi mengingat pada dasarnya kartu kredit adalah suatu bentuk pinjaman tanpa agunan dengan tujuan penggunaan yang bersifat konsumtif.
Adanya potensi pasar kartu kredit yang cukup besar di Indonesia, terutama dengan semakin tingginya kebutuhan konsumsi masyarakat dan semakin berkembangnya pasar-pasar modern serta toko-toko yang menerima pernbayaran dengan kartu kredit.
Dengan jumlah penerbitan kartu pada tahun 2005 mencapai lebih dari 650 ribu debitur dengan total eksposur mencapai lebih dari 1,2 trilyun, maka terdapat potensi risiko yang cukup besar bagi Bank X terutama dalam hal terjadinya default sehingga untuk meminimalisir terjadinya kerugian akibat default diperlukan sarana monitoring yang efektif dan efisien yang dapat memberikan peringatan dini kepada manajemen untuk mengambil langkah-langkah antisipati yang tepat.
Adanya ketentuan Basel II tentang keharusan menghitung risiko kredit sebagai salah satu unsur dalam perhitungan CAR.
PT Bank X mulai memberikan pelayanan jasa kartu kredit tahun 2002 bekerjasama dengan PT GE Finance Indonesia (GEFI). Berkaitan dengan berakhimya perjanjian kerjasama Cooperation Agreement antara Bank X dengan PT GEFI pada bulan Juli 2003, rnaka Bank X mengambil alih portofolio kartu kredit Visa dan mengelola sendiri operasional penerbitan kartu kredit Visa. Dengan limit kredit antara Rp 2 juta hingga diatas Rp 100 juta sampai dengan Agustus 2005, PT Bank X telah memberikan pinjaman kepada lebih dari 657.600 debitur. dengan total outstanding kredit mencapai Rp.1389 miliar.
Berdasarkan ketentuan pada Basel 11, perhitungan risiko kredit dapat menggunakan beberapa pendekatan, antara lain dengan standardized dan internal model. Pada penelitian ini, akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan internal model dengan pendekatan Creditrisk+.
Creditrisk+ adalah model yang tepat untuk mengukur risiko kredit dengan jumlah pinjaman yang kecii dan nasabah yang sangat banyak, karena Model CreditRisk+ tidak memerlukan tambahan data makro dan merupakan default model. Risiko kredit yang dihitung adalah berupa potensi kerugian yang dialami dari suatu portfolio kredit dan metode CreditRisk+ mengabaikan penyebab dari terjadinya default.
Penerapan CreditRisk+dilakukan untuk menghitung risiko kredit kartu kredit di PT Bank X dengan batasan sebagai berikut.:
a. Data kredit yang digunakan adalah data selama 8 bulan, yaitu dari Januari 2005 sampai dengan Agustus 2005.
b. Kedua, kriteria default diasumsikan sama dengan NPL, yaitu dari kolektibilitas Ku rang Lancar hingga Macet.
Secara garis besar Model CreditRisk+ menggunakan dua tahapan, yaitu pertama mencari Frequency of Default dan Severity of Losses. Kedua, Distribution of Default Losses. Setelah mendapatkan Loss Distribution, akan dapat diketahui besarnya potensi kerugian berupa expected losses dan unexpected losses serta besarnya economic capital untuk menutup kerugian yang terjadi.
Hasil simulasi perhitungan portofolio kartu kredit dengan menggunakan CreditRisk+ dengan asumsi tingkat keyakinan 95 % dan probability of default dihitung dengan Poisson Model menunjukkan sebagai berikut:
Hasil perhitungan risiko kredit dengan menggunakan metode CrcditRisk+ menunjukkan bahwa nilai VaR yang didapat untuk bulan Agustus 2005 adaiah sebesar
Rp 87.720.000.000,00 artinya dengan tingkat keyakinan sebesar 95%, maka besarnya risiko kerugian maksirnum akibat terjadinya default pada portofolio kartu kredit di PT Bank X untuk satu bulan kedepan diperkirakan sebesar Rp 87.720.000.000,00, atau sebesar 6,37% dart total kredit. Dengan mengacu pada ketentuan penyediaan modal minimum sebesar 8%, maka minimum Bank X harus menyediakan modal untuk mengcover risiko kredit untuk produk kartu kredit sebesar 8% x 6,37% = 0,51 % dari
eksposur kredit atau sebesar Rp 7,015 Milyar.
Dengan membandingkan actual loss dengan nilai VaR selama periode pengamatan, dapat diketahui bahwa nilai actual loss dart bulan Januari sampai dengan Agustus 2005 masih dibawah dart nilai VaR kredit, yang berarti bahwa risiko kerugian portofolio kartu kredit masih dapat ter-cover oleh bank. Pengujian dengan dengan metode likelihood Ratio pada tingkat kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa selama periode pengamatan, jumiah kejadian yang merugikan bank dengan tingkat kerugian yang melebihi nilai VaR kredit masih dibawah ambang Batas jumiah kerugian yang dapat ditolerir, yang berarti bahwa kinerja mctode CreditRisk-+- cukup akurat untuk mcnghitung risiko kredit.
Perhitungan risiko dengan menggunakan metode CreditRi.sk+ dapat digunakan untuk mengukur risiko kredit dart portofolio kartu kredit di PT Bank X. Metode ini relatif praktis dalam penerapannya karena hanya menggunakan data internal berupa data eksposur, jumlah debitur, kolektibilitas serta recovery rate. Penerapan CredisRisk+ pada perhitungan risiko kartu kredit di PT Bank X menunjukkan bahwa metode ini cukup baik untuk digunakan mengukur risiko kartu kredit di PT Bank X. Hasil perhitungan kebutuhan modal minimum menunjukkan bahwa penyediaan modal yang dibutuhkan dengan menggunakan metode ini sebesar 0,51% jauh lebih rendah dibandingkan metode basic standardised untuk kredit ritel yang menuntut modal sebesar 6,29% dari eksposur.