Pembentukan support network beberapa tahun terakhir ini menjadi sarana komunikasi yang dipandang cukup efektif untuk menghimpun kelompok masyarakat dan berbagai kalangan. Bagi mereka, sarana komunikasi seperti ini merupakan tempat yang dapat menyalurkan kepentingannya menuju tujuan kolektif yang sudah disepakati bersama.
Oleh karena fungsinya yang sangat membantu memperkuat potensi penggunanya, maka peneliti dalam studi intervensi sosial untuk menanggulangi masalah bullying di SMA XO, menggunakan support network sebagai instrumen intervensi untuk memberdayakan peran orang tua. Berdasarkan studi preliminary berupa studi pustaka dan observasi di lapangan yang dilakukan peneliti dan tim intervensi, peneliti merasa perlu untuk menggunakan pendekatan Transtheorelical Model of Behavioral Change (TTM) sebagai model intervensi. Pendekatan ini mempunyai lima tahap perubahan untuk rneningkatkan kesadaran orangtua agar berperan-serta menanggulangi bullying. Lima tahap perubahan ini adalah Precontenplation, Contemplation, Preparation, Action, dan Maintenance. Indikator yang diperlukan individu untuk mencapai setiap tahap adalah motivasi, performa, harapan, nilai dan proses perubahannya.
Dalam hal perubahan nilai, peneliti merasa perlu untuk memberikan alat lain yaitu program SAHABAT. Program ini dimaksudkan sebagai referensi bagi orangtua untuk meningkatkan kesadaran memahami bullying melalui pembaruan nilai-nilai persahabatan yang barmaids dan bertanggungjawab dan pengorganisasian diri dalam jaringan orangtua.
Melalui pengenalan tahap perubahan, pemanfaatan support network dan program SAHABAT sebagai referensi, maka diharapkan orangtua sebagai kelompok target menyadari dan mampu berperan-serta menanggulangi masalah bullying di SMA xo.
Sementara itu studi baseline dilakukan melalui serangkaian observasi, wawancara, dialog, lobby, diskusi dan workshop. Dalam studi ini dengan menggunakan alat ukur I atas ditemukan bahwa kesadaran orangtua untuk berperanĀ¬serta menanggulangi bullying di SMA XO rendah. Oleh karena itu peneliti memerlukan upaya pendekatan yang cermat dan mudah diterima kelompok target orangtua. Dernikian pula dalam workshop gabungan yang terdiri dari orangtua, guru clan siswa, peneliti hares melakukan teknik pelatihan yang memberi kesadaran positif, menarik hati, berbasis riset dengan bahasa sederhana dan praktis.
Hasil intervensi ini adalah munculnya motivasi yang kuat dari orangtua untuk berperan-serta menanggulangi bullying dan terbentuknya tim kerja dan jaringan orangtua bersama guru dan siswa dengan usulan, kampanye "No More Senoritas", "Hari Babas Marah", "Asih, Asuh & Asah" dan program kerja yang disetujui Kepala sekolah.