Program penanggulangan TB paru dengan strategi Directly Observesd Treatment Short-Course (DOTS) di kota bengkulu telah memberikan basil yang baik, di mana angka penemuan kasus sudah mencapai 70,6% dari target nasional 70%, tetapi angka kesembuhan masih rendah (72,24%) dari target nasional 85 %, Masih banyaknya (20,36%) penderita yang telah selesai pengobatan namun tidak melakukan pemeriksaan ulang dahak menapakan salah satu penyebab rendahnya angka kesembuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi penderita mengenai pemeriksaan dahak dengan kepatuhan pemeriksaan ulang dahak pada penderita TB Para BTA positif yang telah menyelesaikan pengobatan, di Kota Bengkulu.
Pada penelitian ini sebagai variabel dependennya adalah tidak dilaksanakannya pemeriksaan ulang dahak dan variabel independen utama persepsi mengenai pemeriksaan dahak dan variabel lainnya Jenis Kelamin, Pendidikan, Pengetahuan, Umur, Jenis PMO, Jenis Kelamin PMO, Pendidikan PMO, Peran PMO, Pelayanan Petugas, Jarak, Biaya.
Disain penelitian ini adalah kasus kontrol. Sampel adalah semua penderita TB Paru BTA positif, berumur ¡Ý 15 tahun yang telah selesai mendapatkan pengobatan dengan strategi DOTS dari I Januari 2005 s.d. Juni 2006 di 16 Puskesmas Kota Bengkulu dengan jumiah sampel 154 orang terdiri 78 kasus dan 78 kontrol.
Penelitian ini menyimpulkan ada hubungan antara persepsi penderita mengenai pemeriksaan dahak dengan tidak dilaksanakarya pemeriksaan ulang dahak pada penderita TB paru BTA positif yang telah menyelesaikan pengobatan di Kota Bengkulu. Dengan nilai OR sebesar 4,13(95%CI:1,98 - 8,62) dapat diinterprestasikan bahwa penderita TB Paru yang mempunyai persepsi mengenai pemeriksaan dahak itu kurang balk memiliki peluang 4,13 kali untuk tidak melaksanakan pemeriksaan ulang dahak.
Penelitian ini menyarankan untuk memperbaiki persepsi mengenai pemeriksaan dahak dan juga meningkatkan pemeriksaan ulang dahak pada penderita hendaknya dilakukan penjelasan mengenai pengobatan dan pemeriksaan dahak setiap penderita akan memulai pengobatan TB paru, kunjungan rumah kepada penderita yang tidak melakukan pengobatan teratur dan tidak periksa ulang dahak dan promosi kesehatan mengenai penyakit TB Paru kepada masyarakat, meningkatkan pelayanan petugas kesehatan clan juga agar penderita TB Paru diberikan ASKESKIN.