Filariasis masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia karena tingginya angka Mikrofilaria Rate (MFR) yaitu 3,1%, sementara WHO menetapkan angka MFR yang dapat memutus mata rantai penularan filariasis adalah <1%. Di Nagari Tiku V Jorong Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam angka MFR nya 9,8%. Filariasis dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor risiko salah satunya adalah kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari. Oleh karena itu peneliti ingin mencari hubungan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari dengan kejadian filariasis.
Desain penelitian adalah kasus kontrol dimana kasus adalah penduduk yang berumur lebih dari 6 tahun yang telah diperiksa darah jarinya dengan hasil mikrofilaria positif dan ditambah dengan penderita filariasis kronis, sedangkan kontrol adalah penduduk yang berumur lebih dari 6 tahun yang telah diperiksa darah jarinya dengan hasil mikrofilaria negatif dan tidak dijumpai gejala klinis filariasis. Kasus berjumlah 33 orang sementara kontrol 111 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dan observasi lansung kelapangan.
Hasil akhir penelitian ini mendapatkan model interaksi antara variabel keluar rumah pada malam hari dengan variabel pengetahuan, dimana keluar rumah pada malam hari mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian filariasis. Nilai p = 0,000 dan nilai OR nya 45,50 (95% CI 11,85-174,66) pada responden yang berpengetahuan tinggi dan OR 0,76 (95% CI 0,71-8,12) pada responden yang berpengetahuan rendah serta tidak ditemukan variabel yang merupakan konfonding terhadap variabel utama.
Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara keluar rumah pada malam hari dengan kejadian filariasis dimana responden yang berpengetahuan tinggi mempunyai risiko berada di luar rumah pada malam hari terhadap kejadian filariasis sebesar 45,5 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak keluar rumah malam hari, sementara itu responden yang berpengetahuan rendah berisiko berada diluar rumah pada malam hari terhadap kejadian filariasis hanya sebesar 0,76 kali dibanding orang yang tidak keluar rumah pada malam hari.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Penduduk Nagari Tiku Lima Jorong Kecamatan Tanjung Mutiara diharapkan untuk dapat mengurangi aktivitas diluar rumah pada malam hari terutama saat larut malam tanpa menggunakan pelindung diri dari gigitan nyamuk, dan kepada Pemerintahan Daerah Kabupaten Agam melaluai Dinas Kesehatan agar melakukan penyuluhan tentang bahaya keluar rumah pada malam hari terhadap kejadian filariasis.
Filariasis is still a health problem in Indonesia, because the rate of Microfilaria Rate (MFR) is high, i.e. 3.1%, while WHO acknowledged that in order to disconnect the filariasis transmission chain, the rate of MFR should lower than 1%. The MFR on Nagari Tiku V Jorong of Tanjung Mutiara sub-district at the district of Again is 9.8%, a very high feature. One of risk factors for the occurrence of filariasis is that the habit of being outside of the house during the night. Therefore, it's important to find out how the correlation between the customs on being outside the house during the night and the occurrence of filariasis.The design of the study is case-control. The case is people with age more than six years old that have filariasis positive upon her/his blood finger lab examination, and people having chronic filariasis. The control is people with age more than six years that have filariasis negative result on the examination of blood finger and have no clinical symptom on filariasis. The number cases found are 33 people, and controls are 111 people. Data gathered through structured interview and direct observation in the field.The result of the study is producing an interaction model of the variable on being outside of the house during the night and variable of knowledge, which the first variable mention is being have significant relationship with the occurrence of filariasis. P value at 0.000 and the OR at 45.50 (95% CI 11.85 - 174.66) for respondents with high level of knowledge and the OR at 0.76 (95% CI 0.71 - 8.12) for respondents with low level of knowledge, and there are no variables to be confounding towards main variable. The conclusion of the study: there is a significant correlation between being outside the house at night and filariasis occurrence. Respondents with high level of knowledge who prefer to be outside of the house at night has a risk 45.5 times more to get filariasis than those who not to be outside of the house at night. While respondents with low level of knowledge who prefer to be outside of the house at night has only risk 0.76 times more to get filariasis than those who not to be outside of the house at night.Refer to the study results, it is suggested to the community of Nagari Tiku Lima Jorong of Tanjung Mutiara sub-district for reducing the outside of the house activities during the night, particularly without any protection from being bitten by the mosquitoes. To the district authority of Again through its health authority office (Dinkel), it is suggested to carry out mass education (penyuluhan) about the risk of being outside the house in the night towards the occurrence of filariasis.