UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Sosialisasi nilai "cinta" : (analisis teori struktur dramaturgi erving Coffman terhadap komunitas kenduri cinta)

Luluk Dwi Kumalasari; Robert Markus Zaka Lawang, supervisor; Ngatawi, examiner ([Publisher not identified] , 2006)

 Abstrak

ABSTRAK
Fokus tesis ini adalah untuk mencoba menelaah dan menguji teori Erving Goffman tentang dramaturgi yang berasal dari buku The Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun 1959. Goffman melihat banyak kesamaan antara pementasan teater dengan berbagai jenis peran yang kita mainkan dalam interaksi dan tindakan seharian. Kehidupan sebenamya adalah laksana panggung sandiwara, dan di sana kita pamerkan serta kita sajikan kehidupan kita, dan memang itulah waktu yang kita miliki. Jadi seperti aktor panggung, aktor sosial membawakan peran, mengasumsikan karakter, dan bermain melalui adegan-adegan ketika terlibat dalam interaksi dengan orang lain.
Penelitian ini dilakukan atas kegelisahan peneliti dan sebagian besar masyarakat Indonesia, selama ini melihat kondisi bangsa yang carut-marut, Pancasila yang menjadi Dasar Negara ini seolah menjadi lumpuh karena rakyatnya semakin lama justru semakin mengkhianati nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Selain itu sosialisasi di dalam P4 hanya merupakan proses satu arah dan P4 hanya produk asal-asalan saja yang hanya untuk menghabiskan anggaran. Ternyata di Indonesia masih ada komunitas dimana orang-orang yang tergabung di dalamnya ingin menegakkan cinta menuju Indonesia mulia._ Komunitas ini berada di Jakarta dan bahasan-bahasan yang dibahas adalah jujur atau verbal. DaIam pelaksanaan acaranya diisi dengan dialog interaktif dan kesenian, jadi ada setting panggung, setting aktor dan setting audiens. Penelitian ini ingin mengungkapkan bagaimana proses sosialisasi nilai yang terdapat di Pancasila dilakukan secara efektif melalui panggung, di komunitas Kenduri Cinta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu sebuah pendekatan yang dirasa relevan untuk meneliti fenomena yang terjadi di masyarakat, yang menempatkan pandangan peneliti terhadap sesuatu yang diteliti secara subyektif dan selalu berusaha memahami pemaknaan individu (subjective meaning) dare subyek yang ditelitinya. Untuk itu dalam pengumpulan datanya digunakan tiga cara yaitu wawancara mendalam (indepth interview), pengamatan (observasi), dan penelusuran data tertulis (dokumenter) dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang mendorong orang tertarik dengan Komunitas Kenduri Cinta adalah sangat beraneka ragam, tetapi intinya mereka ingin mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang berguna, baik, bermanfaat, dan punya fungsi sosial yang positif. Pandangan mereka terhadap Komunitas Kenduri Cinta selama ini tidak ada yang jelek (negatif), semuanya diterima dengan sangat baik. "Tanpa ada batas feodalisme tanpa ada batas golongan". "Bahasan-bahasan yang dibahas adalah bahasan-bahasan yang jujur atau verbal". Dan ini sangat sulit ditemukan ditempat dan acara lain. Acara Kenduri Cinta yang dilaksanakan tiap Jumat malam, minggu kedua dalam setiap bulannya berupa dialog interaktif dua arah (ada penceramah atau aktor dan audiens) dan disertai dengan pementasan kesenian (nyanyian, pembacaan puisi, pembacaan cerita, dan lain sebagainya). Dialog interaktif dan kesenian merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah. Konsep atau setingnya berupa panggung yang tidak terlalu tinggi agar lebih humanis, dan audiens berhadapan dengan penceramah (aktor). Kenduri Cinta tidak pernah membuat orang yang datang merasa jenuh. Ini terbukti pada setiap pelaksanaan acara yang dilakukan dari tahun 2000 sampai 2006 ini bisa berlangsung selama 6 (enam) jam. Dan pukul 20.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB.
Proses Transformasi nilai yang tejadi di Komunitas Kenduri Cinta adalah dari media yang mencakup orang-orang (aktor) yang berperan memberikan materi dan alat-alat, memberikan nilai-nilai kepada audiens, dan audiens menerima nilai dan melakukan definisi situasi, kemudian ada hasil dari transmisi nilai itu, jadi dua arah dan tidak ada unsur intervensi kepada audiens untuk menerima nilai yang disosialisasikan. Penghargaan terhadap pluralitas dengan media panggung dan aktor sebagai sarana transmisi nilai, dengan menggunakan konsep setting panggung, setting aktor dan setting audiens. Nilai-nilai yang disosialisasikan pada komunitas Kenduri Cinta semuanya tidak ada yang baru, semuanya adalah yang sudah pernah diomong-omongkan di ilmu pengetahuan atau dipidato-pidato kebudayaan, politik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya yaitu bagaimana semua manusia dengan golongan, agama, maupun setingnya yang berbeda itu mampu menemukan titik temu yang baik untuk kemanusiaan, kesejahteraan, dan cinta yaitu nilai-nilai; data kasih, kemanusiaan, kemuliaan, kepemimpinan, kejujuran, demokrasi, egaliterianisme, pluralisme, toleransi, nurani, dan lain- lain.
Analogi dramaturgi Goffman yang berasal dari The Presentation of Self in Everyday Life, relevan untuk menganalisa sosialisasi nilai "cinta"yang terjadi di komunitas Kenduri Cinta, teutama dalam hal transmisi nilai dari aktor kepada audiens, dengan media panggung melalui rincian setting panggung, setting aktor dan setting audiens. Karena apa yang ditampilkan (performance) dapat dilihat secara langsung di panggung depan (front stage) dan mempengaruhi individu untuk menyimpulkan (melakukan definisi situasi) dan mengelola kesan (impression management), sehingga nilai-nilai itu dapat diambil untuk diaplikasikan dalam dunia sosial yang lebih luas. Namun demikian, Di sisi lain teori Goffman ternyata kurang fleksibel, karena lebih memperlakukan social establishment sebagai sistem tertutup. Jadi tidak semua konsep Goffman bisa diterapkan di komunitas Kenduri Cinta, karena apabila digunakan maka akan menjebak aktor untuk melakukan penampilan palsu (munafik).
Rekomendasi tesis ini untuk Komunitas Kenduri Cinta, penelitian ini dapat memperbaiki proses transformasi makna untuk menjaga militansi (semangat atau ruh) audiens dan masyarakat secara umum dalam melakukan proses nilai. Bagi audiens, penelitian ini dapat memberikan masukan bagaimana sebenarnya proses definisi situasi yang harus dihadapi dan pengelolaan kesan yang harus dilakukan ketika terjadi transfer nilai, diharapkan audiens juga tahu bahwa media panggung juga efektif untuk terjadinya proses transmisi nilai, bahwa nilai-nilai yang didapatkan di Komunitas Kenduri Cinta dapat bermanfaat bagi kelangsungan interaksi di masyarakat yang lebih luas. Jadi acara seperti Komunitas Kenduri Cinta ini harus bisa menjadi ikon untuk munculnya komunitas-komunitas bermartabat lain, agar bisa terjadi perubahan di Indonesia. Terutama dalam penerapan nilai-nilai Pancasila secara baik dan benar.

 File Digital: 1

Shelf
 T21872-Luluk Dwi Kumalasari.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T21872
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2006
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xii, 146 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T21872 15-19-175548082 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 107630
Cover