ABSTRAKPenelitian ini memfokuskan pada pengaruh jenis pekerjaan, imbalan, kondisi kerja dan teman sekerja sebagai variabel independen terhadap kepuasan kerja dosen pegawai negeri sipil perguruan tinggi swasta di lingkungan Kopertis Wilayah III DKI Jakarta sebagai variabel dependen. Tingkat pekerjaan yang ditentukan berdasarkan jabatan akademik yang dimiliki digunakan sebagai variabel moderasi yang mempengaruhi hubungan antara jenis pekerjaan, imbalan, kondisi kerja dan teman sekerja dengan kepuasan kerja. Dan dengan tingkat pekerjaan bawah adalah dosen dengan jabatan akademik Asisten Ahli Madya, Asisten Ahli, Lektor Muda dan Lektor Madya, sedangkan dosen dengan tingkat pekerjaan atas adalah dosen dengan jabatan akademik Lektor, Lektor Kepala Madya, Lektor Kepala, Guru Besar Madya dan Guru Besar.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jenis pekerjaan, imbalan, kondisi kerja dan teman sekerja terhadap kepuasan kerja dosen pegawai negeri sipil perguruan tinggi swasta dengan tingkat pekerjaan bawah dan atas di lingkungan Kopertis Wilayah III DKI Jakarta. Sejalan dengan itu, maka penelitian ini menggunakan sampel acak stratifikasi sesuai dengan jumlah populasi dosen pada setiap jabatan akademik yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan individu tidak terdapat pada dosen dengan tingkat pekerjaan bawah dan atas dikaitkan dengan pengaruh jenis pekerjaan, imbalan atau teman sekerja terhadap kepuasan kerja.
Antara desen dengan tingkat pekerjaan bawah dan atas tidak terdapat perbedaan individu yang berarti, sehingga respon yang diberikan mengenai jenis pekerjaan, imbalan atau teman sekerja terhadap kepuasan kerja juga tidak terdapat perbedaan.
Jenis pekerjaan dan imbalan tidak berpengaruh secara positif terhadap kepuasan kerja dosen dengan tingkat pekerjaan bawah dan atas. Selain itu juga dapat dinyatakan bahwa pengaruh variabel jenis pekerjaan dan imbalan terhadap kepuasan kerja dosen dengan tingkat pekerjaan bawah dan atas tidak dapat dijelaskan melalui persamaan regresi linear. Sedangkan teman sekerja berpengaruh secara positif terhadap kepuasan kerja dosen dengan tingkat pekerjaan bawah dan atas. Griffin dan Moorhead menyatakan teman sekerja merupakan faktor kelompok yang mempengaruhi kepuasan kerja. Herzberg melalui Teori Dua Faktornya menyatakan bahwa teman sekerja merupakan faktor higiene yang juga mempengaruhi tingkat kepuasan kerja. Dikaitkan dengan Hierarki Kebutuhan Maslow bahwa teman sekerja merupakan faktor organisasi yang dapat memuaskan adanya defisiensi kebutuhan harga din dan kebutuhan merailiki.
Perbedaan individu terdapat pads dosen dengan tingkat pekerjaan bawah dan atas mengenai pengaruh kondisi kerja terhadap kepuasan kerja yang menyebabkan respon yang diberikan juga berbeda. Dosen dengan tingkat pekerjaan bawah lebih memperhatikan kondisi kerja dibandingkan dosen dengan tingkat pekerjaan atas. Lebih tingginya motivasi yang terdapat pada dosen dengan tingkat pekerjaan bawah dalam usaha meningkatkan jabatan akademik menyebabkan tingkat keberadaan dosen dengan tingkat pekerjaan bawah pada perguruan tinggi yang menjadi institusi tetapnya lebih tinggi dibandingkan dosen dengan tingkat
pekerjaan atas: Sedangkan dosen dengan tingkat pekerjaan atas tidak begitu memperhatikan kondisi kerja bahkan pengaruhnya negatif Hal ini disebabkan karena ada faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang dicari oleh dosen dengan tingkat pekerjaan atas yang digunakan untuk memuaskan defisiensi kebutuhan yang sudah lebih tinggi diband.ingkan dosen dengan tingkat pekerjaan bawah.
Jenis pekerjaan, imbalan dan kondisi kerja yang merupakan faktor-faktor organisasi serta teman sekerja yang merupakan faktor kelompok secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan kerja. Fred Herzberg melalui Teori Dua Faktor menyatakan bahwa jenis pekerjaan yang merupakan faktor motivasi; imbalan, kondisi kerja dan teman sekerja yang merupakan faktor-faktor higiene secara bersama-sama mempengaiuhi tingkat kepuasan kerja. Dikaitkan dengan Hierarki Maslow, jenis pekerjaan yang merupakan faktor organisasi dapat memuaskan adanya defisiensi kebutuhan aktualisasi diri. Imbalan dan kondisi kerja yang merupakan faktor organisasi dapat memuaskan adanya defisiensi kebutuhan fisiologi. Teman sekerja yang merupakan faktor kelompok dapat memuaskan adanya defisiensi kebutuhan memiliki dan kebutuhan harga diri.