Menelaah efek dari premedikasi ketamin rektal dalam memfasilitasi pemisahan dari orang tua dan pemasangan kateter intravena pada anak-anak , 66 orang anak berumur 3,4 + 1,8 ( mean + SD ) tahun secara acak dibagi dalam 2 kelompok sama banyak. Grup pertama mendapat ketamin per rektal ( 8 mg/kg ) dikombinasi dengan atropin rektal ( 0,02 mg/kg ) dan sebagai kelompok kontrol menerima diazepam per oral dengan dosis 0,4 mg/kg. Lebih dari setengah dari anak-anak pada kelompok ketamin (57,6%) dapat dipisahkan dari orang tua dengan mudah tanpa gelisah, memberontak ataupun menangis, dibandingkan dengan kelompok kontrol diazepam (42,4%; P>0,05). Akan tetapi secara statistik perbedaan tersebut tidak berbeda secara signifikan. Ada sekitar 78,8% dari anak-anak pada kelompok ketarnin yang menangis pada saat pemasangan kateter intravena, yang secara bermakna lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol (97,0%). Efek samping dan komplikasi tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok. Tidak ada satupun anak pada kelompok ketamin yang mengalami desaturasi oksigen (SP02<90%) atau mengalami hipersalivasi. Ketamin 8mg/kg per rektal yang dikombinasikan dengan atropin 0,02 mg/kg per rektal tidak cukup efektif untuk premedikasi anak sebelum induksi meskipun dari segi keamanan tidak berbeda dengan diazepam oral.
Background: Good premedication in pediatric anesthesia have always been a problem in providing good anesthesia services. Many choices of-drugs prevail with their advantages and shortcomings.
Objective: To evaluate the effect of rectal ketamine preoperatively in facilitating parental separation and intravenous cannulation in young children.
Design: A randomized, double-blinded clinical trial.
Methods: 66 children 3.4 ± 1.8 ( mean ± SD) year of age were randomly assign to two equal groups. One group received rectal ketamine ( 8 mg/kg }combine with rectal atropine (0,02 mg/kg) and for control sedation group received oral diazepam 0.4 mg/kg.
Result : Many children in ketamine group (57,6%) are separated easily from their parents without struggling, crying or restlessness, however not significantly more than in diazepam control group (42,4%; P<0.05). However the effectiveness of ketamine to provide adequate analgesia during intravenous cannulation is poor, which is shown by the evidence about 78,8 % of children in ketamine group cried during intravenous catheter insertion. Nevertheless it is significantly less than control group (97,0%). Complication was not significantly different between groups. None of the children in ketamine group had SPO2 < 90% or hyper salivated.
Conclusion: Rectal ketamine 8 mg/kg combine with atropine 0.02 mg/kg rectally are unreliable as premedication and when intravenous catheter cannulation is desired before induction of anesthesia is desired.