Pertumbuhan ekonomi Indonesia era Tahun 1980 hingga pertengahan Tahun 1990 cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan tahunan rata-rata di atas lima persen. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, terjadi transformasi strukutral yang cukup signifikan ditandai dengan penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDB, sementara pada saat yang sama kontribusi sektor industri manufaktur dan sektor jasa-jasa semakin dominan. Pergeseran tersebut merupakan fenomena ideal pada negara-negara yang mengalami perkembangan pesat dalam perekonomiannya. Namun sejak krisis melanda Tahun 1997, seakan apa yang telah dicapai selama ini sirna begitu saja. Hal ini menimbulkan pertanyaan sebab proses recorvery perekonomian yang sangat lamban, diperburuk oleh tingkat kesenjangan antara regionlwilayah yang semakin tinggi.
Menggunakan metode analisis field of influence yang dimaksudkan untuk menganalisis pola perambatan pengaruh dari transformasi struktural dan pertumbuhan ekonomi dilihal perubahan struktur direct input-nya. Analisis bertujuan untuk menguraikan apakah perubahan tersebut memberi pengaruh yang relevan bagi pengurangan kesenjangan antara wilayah. Melalui dua skenario utama dan simulasi terhadap tiga sektor pertanian (Agr), manufaktur (Man), dan sektor keuangan (Fin), ditemukan kesimpulan-kesimpulan penting dari perambatan pengaruh perubahan secara inter-regional dari satu region ke region lainnya, maupun perambatan pengaruh lintas sektoral di intra masing-masing region dan pengaruh lintas sektoral inter-regional.
Hasil analisis menunjukkan bahwa keterkaitan inter-regional dan keterkaitan sektoral, relatif lemah. Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan transformasi struktural terbukti mendorong penguatan ekonomi wilayah yang memiliki keterkaitan ekonomi yang kuat, baik secara inter-regional maupun intra-regional, disamping hubungan antar sektor-sektor ekonominya juga relatif kuat. Fenomena tersebut ditunjukkan oleh dampak dari perubahan direct input di region Jawa, yang secara signifikan mendorong peningkatan total output region Jawa itu sendiri. Disamping itu, perubahan dimaksud di region Jawa, juga berpengaruh signifikan terhadap region-region lainnya di luar Jawa. Fenomena ini menguatkan penjelasan pola pengaruh inter-regional yang bersifat dua arah untuk region Jawa, namun untuk region luar Jawa pengaruhnya cenderung bersifat satu arah. Fenomena sekaligus menjawab mengapa pertumbuhan ekonomi dan transformasi struktural yang terjadi selama ini relatif Iebih menguntungkan region Jawa dibanding dengan region-region lainnya.