Krisis ekonomi yang mulai terjadi pada pertengahan tahun 1997 diperkirakan mempunyai dampak buruk terhadap berbagai bidang, tennasuk diantaranya bidang pendidikan. Dampak adanya krisis ekonomi diperkirakan sebagai berikut :
1. Drop out meningkat, sehingga APK turun
2. Pelayanan pendidikan turun, sehingga mutu pendidikan turun
3. Biaya ]angsung pendidikan meningkat, sehingga kesadaran masyarakat dalam investasi pendidikan turun.
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah mencanangkan program Jaring Pengaman Sosial Bidang Pendidikan, yang juga disebut Program Aku Anak Sekolah yang berupa Dana Bantuan Operasional dan beasiswa bagi sekolah-sekolah tidak rnampu dan siswasiswa tidak mampu.
Program jaring pengaman sosial banyak mengalami kebocoran dan ketidaktepatan sasaran di dalam pelaksanaannya, dan oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengevaluasinya agar pada kemudian hari pelaksanaannya nienjadi lebih baik.
Sehubungan dengan hal tersebut, tesis ini melakukan penelitian ketepatan sasaran penerimaan beasiswa. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakar data primer yang didapatkan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang bekerja sama dengan British Council.
Sebagai responden dalam penelitian ini adalah orang tua siswa baik yang meneriina beasiswa, maupun yang tidak menerima beasiswa yang berasal dari sekolah-sekolah yang
mendapatkan DBO. Daerah penelitian meliputi Kotamadya Surabaya, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Trenggalek.
Metode pengambilan sampelnya dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
1. Pemilihan propinsi
2. Pemilihan kabupaten
3. Pemilihan sekolah
4. Pemilihan siswa
5. Pemilihan orang tua siswa
Data yang didapatkan dipilih yang mencerminkan kemampuan orang tua siswa dalam membiayai anaknya bersekolah, seperti tingkat pendidikan kepala rumah tangga, tingkat pendapatan kepala rumah tangga, proporsi pendapatan untuk konsumsi makanan, kesulitan pembiayaan sekolah dan kekayaan .
Untuk keperluan penelitian, data tingkat pendidikan kepala rumah tangga, tingkat pendapatan kepala rumah tangga, proporsi pendapatan untuk konsumsi makanan, kesulitan pembiayaan sekolah dilakukan analisis data deskriptif dengan memisahkan antar daerah penelitian . Sedangkan data tingkat pendapatan dan kekayaan digunakan untuk model regresi logistik dengan variabel dependen responden anaknya mendapatkan beasiswa atau tidak. Model regresi logistik dipisahkan menurut tingkat sekolah, SD, SLTP dan SLTA.
Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan semakin tinggi kemampuan (wealth) orang tua siswa semakin rendah kemungkinan anaknya mendapatkan beasiswa . Namun demikian penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu terjadinya "bias seleksi sampel" (Sample Selectivity Bias), karma hanya nmenggunakan data dari orang tua yang berasal dari anak di mana sekolahnya mendapatkan beasiswa