Secara kuantitas, perikanan demersal adalah produksi utama perikanan pesisir Semarang,. Sedangkan pemanfaatan sumberdaya perikanan Semarang, termasuk sumberdaya ikan demersal, diduga telah mengalami gejala overfishing. Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti gejala overfishing sumberdaya perikanan demersal pesisir Semarang, menganalis s faktor-faklor yang menyebabkan overfishing serta menganalisis tingkat pemanfaatan yang optimal sumberdaya perikanan demersal di perairan pesisir Semarang dengan pendekatan Maximum Sustainable Yield (MSY), Open Access Equilibrium (OAE) dan Maximum Econc mic Yield (MEY).
Kegiatan utama penelitian ini dimulai dengan pengumpulan dan penyusunan data Catch per Unit Effort (CPUE) perikanan demersal beserta upaya penangkapan (trip) yang diurutkan secara runtut waktu (time series). Data CPUE dan upaya penangkapan yang digunakan adalah data setelah dilakukan standarisasi alat tangkap dengan alat tangkap dogol sebagai basis. Selanjutnya dilakukan uji stasioneritas terhadap data CPUE perikanan demersal dan upaya penangkapan terstandarisasi. Kemudian dilakukan pendugaan parameter (a dan b), serta survei mengenai rata-rata harga ikan demersal dan biaya per trip alat tangkap dogol. Selanjutnya dilakukan penghitungan tingkat pemanfaatan yang optimal sumberdaya perikanan demersal dengan pendekatan MSY, DAE dan MEY.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perikanan demersal pesisir Semarang telah mengalami overfishing yang dimulai pada tahun 1596. Faktor penyebab overfishing adalah operasi penangkapan ikan yang berlebihan, prnggunaar slat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan degradasi lingkungan perairan pes sir Serr arang. Berdasarkan pendekatan MSY, tingkat pemanfaatan optimal sumberdaya ikan demersal di perairan pesisir Semarang adalah catch 2.091 tonltahun dan effort 843 trip dogol/tahun, , sedangkan berdasarkan pendekatan UAE, tingkat pemanfaatan optimal adalah catch 127 ton/tahun dan effort 1661 trip dogolltahun, Berdasarkan pendekatan MEY, tingkat pemanfaatan optimal adalah catch 2.090 tonltahun dan effort 830 trip dogolltahun. Pendekatan MEY terbukti paling optimal dalam menghasilkan rente atau profit terbesar dan tetap memperhatikan aspek kelestarian karena tingkat pemanfantannya tidak melampaui MSY.