Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia sejak medio 1997 telah merontokkan sejumlah perusahaan di Indonesia, endemi kebangkrutan ini telah memberikan kerugian yang besar bagi para stakeholders perusahaan-perusahaan tersebut, mulai dari pemegang saham yang rugi karena nilai saham perusahaannya jatuh bebas, kreditur yang tidak dapat menagih piutangnya, sampai pegawai yang terpaksa di PHK-kan.
Kebangkrutan massal tersebut menyadarkan masyarakat tentang pentingnya prediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Karena prediksi ini dilakukan oleh masyarakat umum maka data yang dipergunakan dalam prediksi tersebut haruslah data yang mudah diperoleh, seperti laporan keuangan yang dipublikasikan setiap tahunnya.
Sebenarnya telah ada beberapa pemndelan prediksi kebangkrutan perusahaan yang umum dipakai, namun model-model tersebut dibuat berdasarkan data-data di negara lain dan pada tahun yang berbeda, sehingga sedikit banyak kurang sesuai dengan keadaan di Indonesia.
Penelitian untuk memodelkan prediksi kebangkrutan ini dibatasi pada perusahaan-perusahaan dalam industri barang konsumsi, namun tidak tertutup kemungkinan dipergunakan pada industri lainnya. Sampel yang dipakai adalah dari 40 pemsahaan dalam kurun waktu 1999 sampai 2004, dan menggunakan 22 rasio-rasio keuangan sebagai indikator atas keadaan likuiditas, efisiensi, leverage, dan profitabilitas perusahaan.
Penelitan ini menggunakan data tahun 2000 sebagai tahun dasar dan menghasilkan model:
Z = 0.948X, +0.697X5 -1.195X5 +1.319X15 +4.599X17 dimana:
Xa total liability/ total shareholder's equity
X5 : long term liability/ long term liability + total shareholder's equity
X6 : total liability/ total asset
X15 net sales/ working capital
X17 net income/net sales
Model diskriminan ini menunjukkan akurasi yang cukup balk jika diuji menggunakan sampel data tahun 2000 sampai 2004, dengan akurasi rata-ratanya berturut-turut adalah 100.00%, 97.44%, 97.44%, 97.37%, dan 91.89%.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa persamaan dengan data tahun 2000 sebagai tahun dasar merupakan prediksi kebangkrutan yang cukup akurat untuk perssaaan dalam industri barang konsumsi di Indonesia dengan menggunakan data tahun 1999-2004.
Economic and monetary crises which came to Indonesia since mid 1997 have pulled several companies into bankruptcy. This bankruptcy endemic forced those companies' stakeholder to suffer a major loss, shareholders who suffer loss because their stock prices are free-falling, creditors who can't redeem their debt, and last but not least, employees who loss their job because their companies are bankrupt.This massive bankruptcy endemic notices people about the importance of company future predictions. Since everybody should be able to do this prediction, therefore every data which required doing the prediction should be easily found, for example, financial report published on the internet.There are some company bankruptcy models commonly used, but those models are built based on data from different countries and in different year. Therefore those models might not be suitable for Indonesia.This research to model bankruptcy prediction is limited to companies under consumer goods industry, nonetheless it can be built using data from other industries. Samples to be used are from 40 companies from 1999 to 2004, also there are 22 financial ratios as indicator for liquidity, efficiency, leverage, and company profitability.This research uses data from financial year 2000 as base year, and the research results:Z = 0.948X4 +0.697X5 -1.195X5 +1.319X15 + 0.599X17 where:X4 : total liability/ total shareholder's equityX5 : long term liability/ long term liability + total shareholder's equityA 6 : total liability) total assetX15 : net sales/ working capitalX17 : net income/ net salesThis discriminate model shows a high accuracy when tested using data from year 2000 to 2004, with average accuracy consecutively, 100.00%, 97.44%, 97.44%, 97.37% and 91.89%.This research concludes that model with year 2000 as base year is an accurate bankruptcy prediction for companies in consumer goods industry in Indonesia using data from year 1999-2004.