Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan perusahaan, kita perlu mengetahui kondisi bisnis yang dijalankan perusahaan dalam beradaptasi terhadap lingkungan usaha yang selalu berubah. Laporan keuangan yang merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan suatu perusahaan dapat mencerminkan kondisi perusahaan itu. Maka perlu dilakukan penilaian kinerja keuangan terhadap kondisi perusahaan. Dalam hal ini untuk menjadi salah satu bank terkernuka dapat kita kaji melalui pencapaian asset Bank Niaga.
Penelitian yang diiakukan berdasarkan laporan keuangan, bertujuan untuk melihat kinerja keuangan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan usaha untuk mengukur efektifitas dan efisiensi kegiatan keuangan perusahaan selama periode tertentu, dimana kinerja keuangan sangat mempengaruhi visi dan mini yang hendak dicapai. Hasil penilaian kinerja perusahaan bermanfaat bagi pihak-pihak seperti, pemegang saham, kreditur, direksi atau manajemen dalam perusahaan. Kriteria yang dipakai dalam melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan berbeda-beda didasari tujuan dan kepentingan pihak-pihak terkait.
Untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan, manajemen hares mampu mengeloia sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi apakah pemegang saham memiliki suatu alas ukur yang tepat bagi kinerja manajemen yang telah dipilihnya, masih menjadi pertanyaan bagi pemegang saham.
Terdapat berbagai cara mengukur kinerja sebuah perusahaan yang sudah dikenal seperti Return on Equity (ROE) dan Return on asset (ROA). ROE merupakan salah satu pengukur kinerja yang telah lama digunakan. ROE merupakan rasio antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimilikinya, sen}akin tinggi ROE semakin besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap setiap ekuitas yang dimiliki. Tetapi ROE memiliki kelemahan-kelemahan yang mcnyebabkan ROE tidak dapat mengukur kinerja perusahaan secara akurat. Sumber utania dari kelemahan tersebut berasal dari distorsi yang disebabkan oleh standar akuntansi yang dapat digunakan dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan.
Dikeiahui bahwa keunggulan dari ROE adalah dalam kemudahan perhitungannya. Tetapi kemudahan tersebut tidak dapat menutupi kekurangannya, yaitu adanya distorsi akuntansi yang menyebabkan kinerja perusahaan tidak dapat diukur secara akurat. Selain ilu ROE tidak memasukkan biaya kapital dalam perhitungannya. ROE juga tidak dapat langsung diperbandingkan antar perusahaan karena ada kemungkinan penggunaan metoda pencatatan yang berbeda dalam laporan keuangan perusahaan.
ROE tidak dianjurkan digunakan dalam nenilai kinerja perusahaan publik di Indonesia. Selain terdistorsi oleh prinsip akuntansi disinyalir banyak window dressing yang dilakukan manajemen yang dilakukan oleh inanajetnen sehingga laporan keuangan perusahaan menjadi terlihat baik.
Pada perkembangannya muncul berbagai ide dan upaya mencari metoda lain yang melihat sudut pandang yang berbeda dalam pengukuran kinerja perusahaan baik kualitatif maupun kuantitatif. Pada tahun 1980-an, Stern Stewart & Co., perusahaan konsultan yang didirikan pada tahun 1982, mengusulkan satu jenis metoda dari konsep barn ini, yaitu Economic Value Added (EVA). Konsep penilaian kinerja tersebut dimaksud untuk memperbaiki kelemahan pada metoda penilaian kinerja. Konsep EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan peniegang sahamnya bila tingkat pengcmbaliannya lebih besar daripada biaya kapitainya. Cara menghitung EVA adalah dengan mengurangkan laba operasional bersih setelah pajaklnet operating profs after tar atau biaya disebut dengan NOPAT dengan biaya modal/cost of capital_ Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh penyedia modal jika modal tersebut diinvestasikan ditempat lain dengan resiko sebanding.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan berdasarkan analisis dengan menggunakan penghitungan metode EVA_ Disamping itu juga penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah yang telah diciptakan old] manajemen PT. Bank Niaga, TBK dalam periode 2001-2005 dengan menggunakan konsep EVA sehingga hasil penilaian kinerja keuangan dapat mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan.
Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan metode kepustakaan (librwy research) dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang listing di BEJ dan laporan keuangan tersebut telah diaudit. Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi literatur yang didapat daii jurnal jurnal penelitian, buku referensi, artikel dan beberapa data dari website di internat. Selanjutnya dilakukan penghitungan EVA dengan beberapa penyesuaian terhadap angka akuntansi dalam laporan keuangan. Penghitungan akan dimulai dengan mencari NOPAT, biaya modal dan nilai akhir EVA.
Setelah melakukan penghitungan EVA langkah selanjutnya yaitu mengadakan analisis yang menjelaskan nilai EVA pada periode tersebut. Sumber data tersebut dapat mengukur kinerja manajemen PT. Bank Niaga, TBK dengan melihat ada tidaknya nilai tambah yang diciptakan bagi perusahaan selama periode penelitian.
Dari Penelitian, didapatkan hasil bahwa nilai EVA cenderung memiliki nilai yang positif selama tahun penelitian (2001-2005). Pada tahun 2002, sempat mengalami penurunan nilai EVA tetapi tidak mencapai angka negatif. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kenaikan capital charge yang banyak dipengaruhi oleh komponen biaya modal atas ekuitas dan tingginya suku bungs sertifikat Bank Indonesia.
Pada tahun 2003, terjadi penciptaan nilai tambah yang cukup signifikan, mencapi 100 %. Pada Tahun 2004 nilai EVA tetap positif, terdapat penurunan NOPAT dan penurunan capital charge dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan adanya peningkatan modal, Tahun 2005 penciptaan nilai EVA tetap positif dimana pada taliun ini peningkatan jumlab modal cukup tinggi dan dapat dikatakan nilai pencapaian modal yang lertinggi selama periode penelitian (2001-2005).
Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai EVA yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor external yang diluar kendali manajemen, seperti misalnya meningkatnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI rate), Sehubungan dengan itu maka disarankan agar hal-hal yang berada di bawah kendali langsung inenajemen khususnya yang dapat meningkatkan NOPAT lebih mendapat perhatian. Hal tersebut dapat diupayakan dengan cara meningkatkan pendapatan-pendapatan lainnya seperti meningkatkan fee based income (charges) yang dibebankan kepada nasabah.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah proporsi ekuitas perlu diturunkan, sehingga bersamaan dengan biaya modal atas ekuitas yang terus menurun sejak tahun 2002 sampai dengan 2005, dapat mendukung penurunan WACC dan capital charge inenjadi lebih efektif. Selama kurun waktu periode penelitian dari tahun 2001 sampai dengan 2005, biaya modal atas ekuitas sempat mengalami peningkatan pada tahun 2001 ke tahun 2002, tetapi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 biaya modal atas ekuitas terus mengalami penurunan nilai.
Atas beberapa pertimbangan tersebut diatas diharapkan nilai EVA perusahaan dapat terus meningkat kedepannya, sehingga peifarmance kinerja keuangan PT. Bank Niaga, Tbk selalu semakin baik tiap tahunnya.