Setiap perusahaan menginginkan agar sumber daya manusianya berperilaku positif dan dengan frekuensi yang sesering mungkin. Salah satu teori yang digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah reinformcement theory. Menurut teori ini, seseorang akan mengulangi perilaku positifnya bila ia mendapat konsekuensi yang menyenangkan dan tidak mengulangi perilaku negatifnya bila mendapat konsekuensi yang merugikan. Namun teori mendapat kritikan antara lain mengabaikan inteligensia manusia, mengurangi kebebasan berperilaku. Kritik lain juga berangkat dari tiga teori motivari yaitu Teori X/Y, Teori Kebutuhan dan Teori Motivator-Hygiene