UI - Tesis Open :: Kembali

UI - Tesis Open :: Kembali

Dampak keputusan reverse stock split pada return dan volume transaksi saham studi kasus saham BBNI dan BNBR

Lanang Trihardian; Rambey, Sofyan, supervisor; Rhenald Kasali, examiner (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008)

 Abstrak

Dunia pasar modal Indonesia akhir-akhir mi menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Setelah sempat mengalami resesi karena dihantam krisis ekonomi pada tahun 1998- 1999, pasar modal Indonesia sekarang telah bangkit kembali, bahkan jauh lebih aktif dan bergairah dibandingkan dengan sebelum terkena krisis ekonomi. Indeks 1-larga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta yang telah menembus angka 2100 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah berdirinya BEJ. Situasi perekonomian dan politik yang relatif stabil telah membuat iklim investasi di Indonesia lebih kondusif, khususnya untuk investasi di sektor finansial. Karakter investor pasar modal Indonesia yang umumnya berinvestasi untuk jangka pendek membuat perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta memiliki tugas yang lebih berat dari pada perusahaan yang belum go public. Perusahaan tersebut hams selalu memantau harga sahamnya di bursa karena harga saham di bursa merupakan indikator yang paling sering digunakan oleh investor untuk menilai kondisi yang sesungguhnya dari perusahaan. OIeh karena itu perusahaan akan mengambil tindakan atau strategi bila mereka menganggap harga saham di pasar tidak sesuai dengan nilai yang sesungguhnya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan harga saham yaitu melalui reverse stock split atau konsolidasi saham. Dengan melakukan reverse stock split, perusahaan dapat dengan seketika mendongkrak harga sahamnya dengan konsekuensi mengurangi jumlah saham yang beredar. Reverse stock split sebenarnya hanya suatu corporate action yang menggabungkan beberapa lembar saham yang sudah beredar menjadi satu saham. Secara teori, seharusnya reverse stock split tidak memiliki dampak apapun terhadap tingkat pengembalian saham. Artinya tindakan tersebut tidak akan mengubah nilai fundamental dari perusahaan sehingga nilai equity dari perusahaan adalah tetap. Sebab reverse stock split hanya sebuah tindakan kosmetis yang tidak memiliki dampak apapun pada nilai perusahaan yang sesungguhnya. Namun dalam ilmu keuangan ada pendapat yang menyatakan bahwa reverse stock split memiliki kandungan informasi didalamnya. Tindakan tersebut dianggap oleh sebagian orang berisi signal dari manajemen perusahaan mengenai prospek perusahaan di masa depan. Kandungan informasi inilah yang dapat ditangkap oleh investor, yang kemudian akan mengubah penilaian mereka terhadap perusahaan yang melakukan reverse stock split. Penelitian mi berusaha untuk mengkaji apakah pada praktek di pasar modal Indonesia reverse stock split memang memiliki kandungan informasi atau tidak. Penelitian mi berusaha melihat apakah terdapat abnormal return dari saham yang melakukan reverse stock split. Sebab jika memang benar tindakan tersebut memiliki kandungan informasi didalamnya, maka seharusnya akan terjadi perubahan pada tingkat pengembalian dan saham tersebut. Selain itu penelitian mi juga akan menganalisa apakah terjadi perubahan likuiditas saham setelah dilakukannya reverse stock split. Metode yang digunakan dalam penelitian im adalah metode event study karena metode mi merupakan salah satu metode yang paling serinig digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu peristiwa ekonomi terhadap perdagangan suatu saham dan hasilnya juga relatif akurat. Sampel penelitian adalah saham yang mengalami reverse stock split di Bursa Efek Jakarta. Periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2003-2005. Periode estimasi ditetapkan sepanjang 200 hari bursa, sedangkan periode peristiwa adalah mulai dan 10 han sebelum tanggal kejadian sampai dengan 10 han setelah kejadia Berdasarkan penel juan yang telah di lakukan, diperoleh beberapa kesimpulan. Pertarna, secara agregat, tidak ditemukan adanya abnormal return yang signifikan bagi pemegang saham yang sahamnya mengalami reverse stock split. Dilihat dari sisi saham individual, juga dapat dinyatakan tidak ditemukan adanya abnormal return yang signifikan bagi pemegang saham yang sahamnya mengalami reverse stock split. Kedua, untuk perbandingan antara abnormal return sebelum dengan abnormal return sesudah peristiwa reverse stock split, berdasarkan pengujian statistik, dapat disimpulkan tidak ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah reverse stock split. Kesimpulan ketiga, hasil uji terhadap rata-rata Trading Volume Activity atau TVA sebelum dan TVA sesudah pelaksanaan reverse stock split memperlihatkan bahwa justru terjadi perbedaan rata-rata total volume aktivitas antara sebelum dengan sesudah peristiwa tersebut. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa teijadi penurunan rata-rata total volume aktivitas saham setelah pelaksanaan reverse stock split. Terjadi peningkatan TVA secara signifikan pada t-9 dan t-4 sebelum reverse stock split. Sedangkan sesudah reverse stock split hanya terjadi lonjakan TVA yang signifikan pada t+3 saja.

Indonesian capital market lately exhibits a strong growth. After experiencing recession in the economic crisis period in 1998-1999, Indonesian capital market has made a great come back, now even more active and lively than before the crisis. The Jakarta Composite Index, recently, has finally broken the 2100 level, which is an all-time high record. The economic and political stability has created a very conducive environment for investments in Indonesia, especially in the financial sector. Indonesian capital market investor's character, which is predominantly short-term investors, has made the job of listed companies a lot harder than private companies. Listed companies have to keep track of the price of their stocks in the market because stock price is the primary indicator used by investors to observe a company's fundamental condition. That is why companies will take action or strategy if they think that the price of their stocks in the market is too low and does not reflect their true value. One strategy a company might undertake to improve or increase their stock price is reverse stock split. By undertaking reverse stock split, a company can instantly boost the price of its stocks with the consequence of decreasing the total amount of shares. Reverse stock split is actually just a corporate action which combines several shares into just one share, effectively reducing the total number of shares. In theory, reverse stock split should not have any impact on a company's stock return. Reverse stock split does not alter the fundamental value of a company. Therefore, the equity value of that firm remains the same. Reverse stock split is basically just a cosmetic action, which have no impact on a company's true value. In finance, there is a proposition that there are information contents in reverse stock split. Some people think that the action contains signal from management concerning the company's future prospects. This information is then captured by investors. Investors then use that information to make revaluation of that company. This research is trying to observe whether reverse stock split in Indonesian capital market actually has information content or not. Moreover, this research is intending to discover whether stocks that experienced reverse stock split exhibit significant abnormal return. If reverse stock split really contains information, there should be a variation in the company's stock return. This research is also trying to find out whether there is an alteration in the stock's liquidity after reverse stock split. This research will use event study methodology, since it is commonly used to observe the impact of an economic event on stocks trading and is widely regarded as an accurate tool to measure the impact. The research samples are stocks that experienced reverse stock split in the period of 2003-2005. Estimation period is 200 bourse days and event period starts from 10 days before event day until 10 days after event. Based on the research results, there are several conclusions that can be inferred. Firstly, on aggregate, there is no significant abnormal return on a stock following a reverse stock split. There is also no significant abnormal return from the individual stock following a reverse stock split. Secondly, there is no significant change in abnormal return after a reverse stock split compared to before reverse stock split. The third conclusion is that, based on test of average Trading Volume Activity (TVA) before and after the reverse stock split, there is a reduction in average Trading Volume Activity after reverse stock split. There are significant increases of TVA in t-9 and t-4 before reverse stock split. And there is only one significant increase of TVA after reverse stock split, which occur in t+3.

 File Digital: 1

 Kata Kunci

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Open
No. Panggil : T23064
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xiii, 62 pages : illustration + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T23064 15-23-68410707 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 116476
Cover