UI - Tesis Open :: Kembali

UI - Tesis Open :: Kembali

Pengasuhan anak pasca perceraian berkaitan dengan beralihnya agama si ibu selama perkawinan (analisis putusan pengadilan agama N0. 1185/PDT.G/2006/PAJS)

Heidy Handriati; Surini Ahlan Sjarif, supervisor; Theodora Yuni Shah Putri, examiner; Wahyono Darmabrata, examiner (Universitas Indonesia, 2008)

 Abstrak

Perkawinan diharapkan dapat berlangsung kekal dan hanya putus karena kematian salah satu pihak. Adakalanya perceraian tidak dapat dihindari. Pertengkaran yang terus menerus menyebabkan rumah tangga tidak lagi harmonis, sehingga berujung pada perceraian. Dengan putusnya perkawinan karena perceraian maka semua kewajiban antara suami isteri akan hilang. Berbeda halnya dengan kewajiban orang tua terhadap anak yang akan tetap berlaku sampai anak dewasa dan mandiri, karena kekuasaan orang tua menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 adalah bersifat tunggal. Namun, dalam kenyataannya perceraian sering menimbulkan perselisihan mengenai pengasuhan anak di bawah umur.
Pembahasan dalam tesis ini adalah bagaimana menentukan pengasuhan anak di bawah umur jika perceraian terjadi karena pihak ibu secara diam-diam berpindah agama dan pertimbangan hukum apakah yang dipakai hakim dalam memutuskan hak asuh anak dalam kasus tersebut di atas.
Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Perceraian orang tua tidak menyebabkan berakhirnya kekuasaan orang tua terhadap anak. Sehingga secara yuridis anak tetap menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya, walaupun dalam implementasinya orang tua menjalankan kekuasaan orang tua secara terpisah. Hakim dalam menentukan siapa yang paling tepat di antara ayah atau ibu untuk mendapatkan hak asuh, tidak cukup hanya dengan mempertimbangkan kemampuan finansial, tetapi juga harus dengan mempertimbangkan sifat, perilaku dan kebiasaan, keadaan jasmani dan rohani serta spiritual.
Untuk mengantisipasi masalah-masalah dan meminimalisasi konflik yang mungkin terjadi selama perkawinan, sebaiknya calon suami isteri perlu membuat semacam perjanjian perkawinan yang mengatur mengenai hal-hal yang disepakati dalam perkawinan diluar masalah harta perkawinan di antaranya adalah masalah pengasuhan anak. Dengan adanya perjanjian tersebut, jika terjadi perceraian, perebutan hak pengasuhan anak dapat dihindari dan perjanjian tersebut dapat dijadikan masukan bagi hakim serta memudahkan hakim dalam memberikan putusan mengenai pengasuhan anak.

A marriage should be eternal and only dissolves with the dead of a husband or a wife. Sometimes a divorce is inevitable. The continous fighting in the marriage may cause that it will never stay as a happy marriage. The dissolution of the marriage by a divorce will terminate all obligations between the husband and the wife. Contrary to the divorce, the parental control of the children will still remain until they are grown up and mature as Law Number 1 Year 1974 regarding the Marital Law states that a legal rights of child custody caused by a divorce shall be remained in both parents (as sole/single custody). However in reality, a divorce often causes the battle of the legal rights between the parents for having child custody.
This thesis will analyze on how to determine which parent will has the rights to have child custody when in the time of the marriage, the mother has secretly changed her religion and what are the legal considerations for the judges in stipulating child custody if the divorce occurred since the mother has secretly changed her religion during the marriage. The writing of the theses used a normative library research. The type of data used the secondary data type.
The data analysis method used a qualitative analysis method. Having a divorce has not caused the termination of the parental control for the children. Legally, the parents are still responsible for their children even though they have been separated. The judges in determining who the suitable parent that will have child custody is not only considering the financial ability of each parent but must also consider the parent?s character and behavior including physically and mentally condition.
In order to anticipate any problems that may occur in the future and to minimize the conflict during the marriage, it is advisable that spouses before the marriage shall consider making a kind of a prenuptial agreement that stipulates specific matters during the marriage besides the marital goods. Having this kind of the prenuptial agreement will avoid the battle of having child custody in case of the divorce occurred and it will make the judges easier to make a decision for child custody.

 Kata Kunci

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Open
No. Panggil : T24683
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 2008
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated
Tipe Carrier : volume
Deskripsi Fisik : xi, 75 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T24683 15-19-400679118 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 117433
Cover