Kisah nyata seorang Yahudi semasa perang dunia ke dua.
Penulisnya bernama Kathy Kacer, namun buku ini menceritakan pengalaman hidup John Freund bersama keluarganya yang tinggal di Cekoslovakia.
Masa kanak-kanak John yang bahagia direnggut oleh kedatangan Nazi ke negeri itu, ketika dia masih berusia 8 tahun. Bagi anak-anak seperti John, tentulah suatu pertanyaan besar, mengapa tiba-tiba kebebasannya dirampas tanpa alasan jelas.
Berbagai peraturan tiba-tiba mengekang kehidupannya yang manis. Tidak boleh bersekolah lagi. Tidak boleh ke super market. Tidak boleh ke kolam renang. Tidak boleh ini itu. Yang paling menyedihkan bagi John, adalah tidak boleh berinteraksi dengan teman-temannya yang lain, karena dia seorang Yahudi.
Semua orang tiba-tiba berlaku aneh, seakan-akan tidak pernah mengenalnya. Sikap yang harus ditempuh masyarakat waktu itu, kalau tidak mau terkena sanksi dari Nazi.
Selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Di tengah-tengah kekangan dan keterbatasan, anak-anak Yahudi ini tidak mau menyerah pada keadaan.
"Fisik kita boleh terpenjara, tapi tidak dengan pikiran kita."
Begitu slogan mereka. Anak-anak itu lalu membuat sebuah majalah, namanya Klepy. Mereka menulis berbagai hal di Klepy, kecuali tentang politik tentunya. Klepy ini akhirnya menjadi penghubung diantara keluarga-keluarga Yahudi waktu itu.
Selain sebagai media penghubung, Klepy juga menjadi ajang belajar bagi anak-anak itu. Mereka jadi percaya diri mengeluarkan isi hati dan pikirannya, dan yang jelas, mereka sangat bangga bisa menulis...:)
Keluarga John dan semua keluarga Yahudi lainnya akhirnya harus menerima ?takdir? mereka sebagai Yahudi. Diungsikan ke kamp konsentrasi dan secara bergiliran menjalani eksekusi yang takkan pernah terlupakan oleh sejarah dunia itu.
Diantara semua keluarga dan sahabat-sahabatnya, John adalah salah satu warga Yahudi yang selamat karena pembebasan tentara sekutu. John akhirnya memilih Kanada sebagai negeri tempat dia berusaha 'melupakan' segala kepedihannya.
Di usia hampir 70an, kenangan John akan Klepy masih melekat, dan membawanya kembali ke Cekoslovakia untuk mencari keberadaan Klepy. Majalah itu ternyata masih ada, disimpan oleh mantan pembantu salah seorang keluarga Yahudi yang merasa sangat terharu akan penderitaan keluarga-keluarga Yahudi waktu itu.
Buku kecil ini memberi pelajaran sangat mulia, setidaknya bagi saya. Bahwa dalam kondisi apapun, sangat penting memelihara pikiran positif.
Beberapa istilah ?gak penting? dari buku ini :
Hanukah : perayaan cahaya orang Yahudi
Menorah : lilin yang dinyalakan satu per satu setiap hari selama delapan
hari Hanukah.
Klepy : berasal dari bahasa Cheska, artinya ?gosip?
Bar mitzvah : hari untuk memperingati saat anak laki-laki Yahudi telah
melewati masa akil balik dan masuk dalam golongan orang
dewasa dalam kegiatan keagamaan.
Torah : tentu saja.....kitab suci orang Yahudi.
Happy reading?:)
-------------------------------------
Risensi oleh: Kalarensi Naibaho