Tenaga penolong persalinan sangat berperan terhadap kematian ibu, setiap menit seorang wanita meninggal karena komplikasi persalinan (WHO,2005). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan professional akan membantu menurunkan angka kematian ibu saat persalinan. Tahun 2006, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2006 di Indonesia masih sekitar 76%, artinya masih banyak pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi dengan cara tradisional. Di wilayah kerja Puskesmas Kopo cakupan persalinan tahun 2007 sekitar 77,5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan pada ibu yang bersalin di wilayah kerja Puskesmas Kopo tahun 2007. Penelitian menggunakan desain potong lintang (Cross sectional study), yang menjadi sampel adalah ibu yang mempunyai anak 1-2 tahun dan tinggal di wilayah kerja Kopo, Besar sampel yang didapat adalah 141 orang. Hasil penelitian didapat 71,6% ibu yang memilih persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan dan sebesar 28,4% ibu yang memilih penolong persalinan oleh bukan tenaga kesehatan (dukun). Ibu yang memilih persalinan oleh dukun tersebut pendidikan rendah (40,4%), pendapatan < Rp.973000. (36,7%), pengetahuan kurang (60,7%) dan menyatakan tidak mampu menjangkau biaya persalinan di pelayanan kesehatan (55,1%). Hasil uji Chi-Square variabel tersebut mempunyai hubungan bermakna. Sehingga perlu diadakan kegiatan penyuluhan dan pembinaan dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kehamilan, persalinan, dan tempat persalinan yang aman. Dengan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai layanan kesehatan yang bisa di manfaatkan yaitu Jamkesmas, TABULIN dan Program stiker P4K melalui kegiatan Desa Siaga.