Skripsi ini memaparkan proses-proses pembentukan dan penguatan identitas di kalangan petani-petani yang tergabung dalam organisasi IPPHTI (Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia), Indramayu. Proses ini berlangsung melalui serangkaian peristiwa dan kegiatan kolaboratif antara organisasi IPPHTI Indramayu dengan Departemen Antropologi FISIP UI yang berlangsung dalam kurun 2006-2007. Dalam proses tersebut, program sosialisasi nilai kemandirian melalui pembuatan dan penayangan film Bisa Dèwèk tersebut merupakan salah satu titik balik dalam proses pembentukan dan penguatan identitas petani IPPHTI yang menerapkan nilai-nilai kemandirian (Bisa Dèwèk). Melalui serangkaian strategi untuk menyosialisasikan nilai-nilai tersebut, sebagai kolektif dan individual, muncul konsekuensi/efek yang membentuk kembali dan menguatkan identitas petani IPPHTI melalui nilai-nilai Bisa Dèwèk.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dan pengamatan terlibat melalui keikutsertaan peneliti dalam program tersebut dan mengikuti perkembangan aktivitas dan pandangan petani. Pembentukan dan penguatan identitas ini berkonsekuensi terhadap munculnya kemampuan petani untuk mendapatakan posisi dan daya tawar baru terhadap pihak-pihak yang selama ini cenderung menempatkan petani sebagai pihak yang sub-ordinat. Pembentukan dan penguatan identitas tersebut kini menempatkan petani dalam sebuah hubungan yang sejajar dengan pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal. Hal tersebut terlihat dalam otonomi petani dalam berbagai pelaksanaan program dan kegiatan Sekolah Lapang Pemuliaan Tanaman (SLPT) dan pengelolaan konservasi benih.
This thesis explains the construction and strengthening process of identity among IPPHTI Farmers (Ikatan Petani Pengandalian Hama Terpadu Indonesia, Indonesian Integrated Pest management Farmers? Alliance) in Indramayu Regency, West Java. The processes of identities making and empowerment took place in many farmers events and activities between 2006-2007. The significant turning point was the farmers? collaborations with Anthropology Department University of Indonesia in Bisa Dèwèk: Farmers empowerment through film productions and disseminations program. This program was planed to disseminate knowledge and farmers? self-help values in their everyday activity. Through a series of programs? activities the process of identity construction and empowerment occur as the consequences of farmers? strategy. Both have influenced the construction of the re-empowerment of IPPHTI identity and Bisa Dèwèk (?Do it ourselves?) values among farmers that spread in 14 districts in Indramayu Regency.
This research used qualitative approach with in-depth interview and participant observation. The author involved as participant in many farmers? events and activities. This thesis reveals the significance of identity construction and re-empowerment in the repositioning of farmers? role and political position vis-a-vis state apparatus and other institutions.