Pendidikan gizi merupakan suatu bidang pengetahuan yang memungkinkan sesorang memilih dan mempertahankan pola makan berdasarkan prinsip-prinsip ilmugizi. Pendidikan gizi secara formal ditujukan kepada siswa sekolah dan akan lebih baik jika diberikan pada usia sedini mungkin. Salah satu sarana yang digunakan dalam pendidikan gizi di sekolah dasar adalah buku pelajaran. Di sekolah dasar, materi gizi salah satunya terintegrasi di dalam pelajaran sains. Materi gizi yang terdapat di dalam buku pelajaran haruslah mengikuti aturan-aturan yang diberlakukan oleh pemerintah. Aturan tersebut antara lain standar untuk aspek materi, aspek penyajian dan aspek bahasa dari buku teks. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis materi gizi berdasarkan materi, aspek penyajian, aspek bahasa dan mengetahui tingkat pengetahuan gizi siswa kelas V di Sekolah Dasar Standar Nasional Kelas I-V tahun 2008. Penelitian ini dilakukan di SDSN Pasar Minggu 01 Pagi dan SDSN Pasar Minggu 02 Pagi.
Alasan pemilihan sekolah karena kedua sekolah tersebut merupakan Sekolah Dasar Standar Nasional, di mana buku pelajaran yang digunakan tentu berstandar nasional pula.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui informasi mendalam tentang materi gizi berdasarkan aspek materi, aspek penyajian dan aspek bahasa. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan skor pengetahuan gizi siswa kelas V. Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei-Juli 2008.
Hasil penelitian untuk aspek materi ditemukan bahwa materi gizi yang disajikan kelas I dan kelas V kurang sesuai dengan indikator standar kompetensi karena adanya materi yang diberikan melebihi indikator yang ditentukan. Materi gizi kelas I teridentifikasi kurang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa yang baru mencapai tahap konkret operasional. Sementara itu, materi gizi kelas II, III dan IV sudah sesuai dengan indikator standar kompetensi dan perkembangan kognitif. Aspek penyajian materi gizi dilihat dari dua indikator yaitu kegiatan praktek tentang gizi dan tampilan umum ilustrasi. Materi gizi kelas I sampai dengan kelas IV kurang sesuai dengan teori perkembangan kognitif siswa karena tidak memasukkan praktek untuk materi gizi. Pada materi gizi kelas V sudah terdapat kegiatan praktek untuk menguji karbohidrat, hal ini sudah sesuai dengan teori perkembangan kognitiff siswa. Diidentifikasi bahwa pada materi gizi kelas I digunakan ilustrasi gambar, kelas II ilustrasi foto, kelas III ilustrasi gambar dan foto, kelas IV ilustrasi bagan berupa foto dan ilustrasi yang digunakan di kelas V berupa foto.
Pada penelitian ini aspek bahasa yang diidentifikasi pada materi gizi adalah materi gizi pada kelas I sampai dengan kelas V telah sesuai dengan indikator standar kompetensi, yaitu tidak menggunakan jenis huruf hias dan menggunakan dua jenis huruf. Materi gizi kelas IV dan V kurang sesuai untuk penggunaan ukuran huruf dan jenis huruf.
Pengetahuan gizi siswa sebanyak 89,5 % siswa kelas V SDSN Pasar Minggu 01 Pagi dan 86,3% siswa kelas V SDSN Pasar Minggu 02 Pagi memiliki pengetahuan gizi yang baik. Sementara itu, 10,5% siswa kelas V SDSN Pasar Minggu 01 Pagi dan 13,7% siswa kelas V SDSN Pasar Minggu 02 Pagi memiliki pengetahuan gizi yang kurang baik.
Saran yang penulis berikan adalah Departemen Pendidikan Nasional, khususnya Pendidikan Dasar perlu melakukan pembaruan terhadap konten materi gizi agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sekolah perlu bekerjasama Dinas Kesehatan untuk menyediakan kelengkapan media promosi gizi di sekolah seperti poster, leaflet, booklet dan lainnya untuk diinformasikan kepada siswa dan guru. Materi gizi yang diintegrasikan kedalam kurikulum atau mata pelajaran di sekolah dasar sebaiknya sudah dibahas oleh ahli gizi, kompetensi dasar harus sesuai dengan perkembangan anak, sekolah perlu berperan aktif dalam menjalankan program program yang berhubungan dengan gizi, misalnya menyediakan kantin sehat dan menjalankan Usaha Kesehatan Sekolah. Guru perlu mengembangkan cara pengajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak untuk menambah pemahaman siswa tentang materi seperti kegunaan telur, kandungan dan kegunaan susu, daging dan keju dan pelengkap menu sehari-hari dan perlu adanya pengembangan dan sosialisasi mengenai pedoman konsumsi makanan kepada siswa sekolah dasar dan masyarakat sekolah.