Belakangan berita kriminal marak hadir di stasiun televisi di Indonesia. Hal ini dikarenakan dunia kriminalitas merupakan salah satu nilai jual paket berita. Penelitian ini mengenai persepsi khalayak tentang realitas kasus kejahatan dalam tayangan berita kriminal ?Fakta? dengan menggunakan teori kultivasi. Penelitian ini pun membandingkan persepsi dari dua kelompok khalayak yakni khalayak umum dan narapidana. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma positivist.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa terpaan tayangan "Fakta" ternyata berpengaruh terhadap persepsi khalayak tentang realitas kejahatan. Dari data yang diolah peneliti juga menemukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara responden khalayak umum dan narapidana tentang realitas kejahatan yang tersaji dalam tayangan "Fakta". Khalayak umum cenderung menganggap bahwa apa yang disajikan Fakta sama dengan realitas yang sebenarnya sedangkan khalayak narapidana justru sebaliknya.
These days crime-news luster appear on television channel in Indonesia. It is because crime world is one of the selling point of news packaging. This research is about the audience perception about the reality of crime-cases on crime-news program called ?Fakta? by using cultivation theory. This research also try to compare the perception from two groups of audience i.e. civil and prisoner audiences. This research use positivist paradigm.
The findings from this research is the exposure of "Fakta" influence the audience perception of crimereality. Moreover, this research also found that there is a differences on the perception of crime reality between civil and prisoner audiences. Civil audiences tend to consider that crime reconstruction that shown in "Fakta" is a reality rather than the prisoner audiences.