AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome telah menjadi perhatian serius bagi setiap negara. Dari angka kumulatif pengidap AIDS di Indonesia, cara penularan melalui IDU sebanyak 50,5%, heteroseksual 38,7% dan homoseksual 4,7%. Hal ini semakin membuktikan bahwa penularan melalui penggunaan jarum suntik tidak steril menjadi penularan utama. Seiring hal tersebut, Indonesia memerlukan suatu intervensi untuk mencegah penularan dan penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok Penasun yakni dengan Pengurangan dampak buruk Napza (harm reduction)., salah satu pendekatannya adalah Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Sebagai salah satu Satelit Uji Coba Pelayanan Terapi Rumatan Metadon, Puskesmas Kecamatan (PKC) Tg. Priok perlu mempertahankan kualitas pelayanan dan mampu memenuhi standar Pelaksanaan yang tertuang dalam Pedoman Nasional agar program terapi tersebut mampu mempertahankan kualitas dan nilai manfaat serta tetap mampu menjadi rujukan bagi daerah lain. Akan tetapi, sepanjang berdirinya Program Terapi Rumatan Metadon, PTRM PKC Tg. Priok belum melaksanakan pelayanan yang optimal dan sesuai dengan pedoman nasional tersebut. Ruang lingkup penelitian ini mengenai evaluasi pelaksanaan meliputi input, proses, dan output Program Terapi Rumatan Metadon di PKC Tg. Priok tahun 2008 seperti sarana, prasarana, tempat cuci tangan, peralatan, SDM, proses penatalaksanaan pelayanan PTRM, serta pencatatan dan pelaporan, yang mengacu kepada Pedoman Nasional PTRM. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara melakukan observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Informan pada penelitian ini berjumlah tujuh orang dengan perincian enam orang petugas PTRM yaitu penanggungjawab, koordinator, dokter PTRM, perawat, apoteker, dan petugas keamanan (security), dan satu orang pasien yang masih aktif. Dari enam informan yang diwawancarai, lima informan telah mengetahui, membaca, atau memahami tentang pedoman PTRM. Lokasi PTRM PKC Tg. Priok berpotensi besar mengganggu kenyamanan pasien RB dan belum sesuai Pedoman.
Ruangan PTRM dapat dikatakan baik karena telah memiliki sedikitnya 5 ruangan yang sesuai Pedoman Nasional. Intensitas cahaya baik dan memadai. PTRM tidak memiliki limbah kecuali botol bekas. Peralatan telah baik, karena memiliki sedikitnya 5 peralatan sesuai Pedoman Nasional. SDM dapat dikatakan baik, karena telah memiliki SDM sedikitnya terdiri dari 7 multidisiplin ilmu sesuai Pedoman Nasional. Kompetensi yakni sikap dan profesionalisme cukup baik, kemampuan menilai pasien dan rencana terapi baik, penatalaksanaan pasien sangat baik, pengorganisasian baik. Input disimpulkan sarana (lokasi buruk, ruangan baik), prasarana, peralatan dan SDM baik. Angka pasien droup out cukup tinggi (51 %=belum berhasil), hasil tes urin sewaktu kurang atau sama dengan 30%, angka pasien yang bekerja mancapai 52 %, dan terjadi peningkatan kondisi pasien (berhasil). Keamanan ketersediaan metadon cukup baik karena hanya memenuhi kurang dari enam variabel yang sesuai dengan Pedoman Nasional akan tetapi pelaksanaan pelayanan tidak terhambat. Proses disimpulkan pengorganisasian, alur pasien, hari pelayanan, kriteria keberhasilan baik, keamanan ketersediaan cukup baik. Pencatatan dan pelaporan (output) hanya satu yang belum dipenuhi yakni belum terdapat laporan enam bulanan.