Penelitian ini berfokus pada peningkatan sistem pemeriksaan lintas batas di bandara internasional di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan menentukan titik kelemahan sistem pemeriksaan yang sekarang dilihat dari sisi pelayanan dan keamanan serta mengkonstruk sistem pemeriksaan yang efektif dan aman.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan desain deskripsi. Model analisis penelitian ini menggunakan sejumlah pertanyaan yang memuat unit analisis yang menjadi dasar dari pengumpulan data. Informan dalam penelitian ini terdiri atas unsur pembuat kebijakan, pelayanan dan pengawasan yang keseluruhannya berjumlah 104 orang.
Dari analisis hasil penelitian disimpulkan terdapat sejumlah kelemahan pada komponen sistem pemeriksaan, yaitu: 1). Sistem tidak bisa memonitor pelintas batas, 2). Mekanisme monitoring orang asing sejak masuk, berada sampai keluar dari Indonesia sulit, 3). Alat pembaca dokumen sangat kurang, 4). Semua entry point tidak terkoneksi dan terintegrasi, 5). Distribusi cekal masih manual, 6). Tidak ada koneksi dengan sistem lain, 7). Kurang kerjasama dengan negara lain, 8). Capacity building yang minim. Kelemahan ini dapat ditutupi dengan mengkonstruk suatu sistem yang merujuk pada praktek-praktek yang telah dilakukan di sebagian bandara di Indonesia, negara lain dan rekomendasi serta best practice dari organisasi internasional. Operasionalnya dilakukan dengan mengadop teknologi informasi yang menghubungkan kantor pusat dengan seluruh unit pelaksana teknis termasuk perwakilan di luar negeri secara langsung.
This research focuses on the enhancement of cross border?s clearance in Indonesia?s international airport. The purpose of this research is to recognize and appoint the weak points of the current clearance system, analyzed from services and security perspectives, and also to construct an effective and secure clearance system.
This research is a qualitative research with descriptive design. The analysis model of this research is by utilizing numbers of questions consisting analysis units, which become the basis of data collection. The source persons (informan) of this research are combined from policy maker elements, frontline officers for service and control, with the total number of 104 (one hundred and four) persons.
By analyzing the research report, it can be concluded that there are numbers of weaknesses on the clearance system?s component, which are: 1). The system is unable to monitor the crossers, 2). The monitoring mechanism of foreigner started from the date of entering, staying, and leaving the territory of Indonesia is difficult, 3). Limited numbers of document reader devices, 4). All entry points are not connected and integrated one another ? stand alone mode, 5). Alert list is still distributed manually, 6). There is no connection with other system, 7). Lack of cooperation with other countries, 8). Minimum capacity building. This weaknesses can be countered by constructing a system referring to practical activities which have been applied in several airports in Indonesia, other countries, and also referring to recommendation and best practices from international organization. To operate the system, can be done by adopting information technology which directly connects headquarter and the rest of technical service units, and this includes Indonesian representative offices overseas.