Bahasa Jepang memiliki variasi ragam bahasa yang penggunaannya dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Pembedaan tersebut tampak dari pemilihan jenis pronomina persona. Terdapat pronomina persona yang khusus digunakan perempuan dan pronomina persona yang khusus digunakan laki-laki. Hal ini sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Perbedaan penggunaan pronominal antara bahasa Jepang dengan Indonesia menimbulkan pertanyaan menyangkut kesesuaian padanan dalam penerjemahan. Melalui sebuah novel berbahasa Indonesia beserta terjemahannya dalam bahasa Jepang sebagai sumber data, diambil penelitian mengenai kesesuaian antara penggunaan pronomina persona pertama tunggal dalam TSa dengan penggunaan pronomina persona pertama tunggal dalam TSu.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu metode yang mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian dilanjutkan dengan analisis. Sementara itu, sumber data yang dipakai berasal dari novel berjudul Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari beserta terjemahannya dalam bahasa Jepang berjudul Paruk Mura no Odoriko yang diterjemahkan oleh Shinobu Yamane Berdasarkan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dari novel, disimpulkan bahwa penerjemahan pronomina persona pertama tunggal saya dan aku dalam TSu memunculkan empat variasi pronomina dalam TSa yaitu, pronomina netral watashi (私), dan pronomina khusus laki-laki seperti, boku (僕), ore ( 俺), dan washi ( わし). Kemunculan empat variasi pronomina dalam penerjemahan tersebut dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, usia, situasi, dan hubungan keakraban antara penutur dengan mitra tutur.
Japanese has a variety usage of language that distinguished by gender. That distinguishes seen in the use of personal pronouns. There are personal pronouns which used only by female or male. This is different from Bahasa. The different usage of personal pronouns between Japanese language and Bahasa brings out a question about the equal translation for both languages. Based on an Indonesian novel and its translation as a source, this study is examining the suitable translation for the first personal pronouns, focusing on the usage in source text and target text.
This is a study that using a descriptive analysis method. This method describes the facts then will be completed with data analysis. The source text is a novel titled Ronggeng Dukuh Paruk written by Ahmad Tohari which had translated by Shinobu Yamane into Japanese language, Paruk Mura no Odoriko. After analyzing the data, it can be concluded that the translation of first personal pronouns saya and aku in the source text exhibits various pronouns in target text, such as watashi (私) as a neutral pronouns and three male pronouns like boku (僕), ore (俺), and washi (わし). The appearence of these pronouns in the translated novel is caused by several factors such as gender, age, situation, and familiarity between addresser and addressee.