Dalam berinvestasi investor pada dasarnya menghadapai dua macam resiko, yaitu resiko sistematis dan resiko non-sistematis. Resiko sistematis berasal dari faktor luar seperti kondisi perekonomian makro, keadaan politik di suatu negara, dan sebagainya. Resiko ini tidak dapat dihilangkan dengan adanya diversifikasi, sedangkan resiko nonsistematis dapat terdiversifikasi. Resiko non-sistematis dapat berasal dari perusahaan. Pada era globalisasi, investasi dapat dilakukan secara internasional. Dengan melakukan diversifikasi internasional, diharapkan resiko yang dihadapi investor dapat tersebar di lebih banyak jenis dan karakteristik sekuritas. Tingkat investasi internasional yang semakin meningkat menimbulkan dugaan adanya integrasi antar pasar saham di dunia. Penelitianpenelitian sebelumnya telah dapat membuktikan adanya integrasi antar beberapa pasar saham di dunia.
Penelitian ini menguji hubungan jangka panjang dan jangka pendek selama 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2007 antara beberapa pasar saham dunia, dengan fokus utama pada pasar saham Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji stationarity, uji Granger causality, uji cointegration, uji VAR/VEC, dan uji sensitivitas menggunakan analisa impulse respons dan dekomposisi varians. Dalam penelitian ini beberapa pasar yang terbukti dominan adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman. Hubungan jangka panjang dan pendek antar pasar saham dalam penelitian juga terbukti. Selain itu, pasar modal Indonesia menunjukan integrasi dengan pergerakan pasar saham dunia dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam jangka pendek pengaruh Amerika Serikat dan Jepang terlihat pada pasar saham Indonesia.