Kekontrasan antara kehakikian gagasan dan sifat sementara wujud merupakan sebuah isu yang diangkat dalam penulisan ini. Manusia melalui pengalaman hidupnya berupaya memenuhi kebutuhan dasar. Keterkaitan ini mendorong keberadaan gagasan. Sedangkan ketersediaan bahan, serta kemampuan manusia mengolah dan mengonstruksinya membantu proses pemenuhan kebutuhan tersebut, di sini terjadi perwujudan sebagai sebuah penggalan proses dari pengejawantahan gagasan yang hakiki menuju wujud yang sementara.
Konsep menghuni bagi masyarakat Hindu Bali mampu menjelaskan pemahaman wujud sebagai media sementara untuk mencapai mutu kehidupan yang hakiki. Masyarakat Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli, memiliki keunikan tersendiri di Pulau Bali. Peran desa adat dinas Penglipuran sebagai tujuan wisata dibalik indentitasnya sebagai desa adat Bali Aga mendorong masyarakat untuk mementingkan tata adat bersama dalam menjalankan dharma. Selama masyarakat Penglipuran mementingkan tata adat bersama ini, maka akan memudahkan pemahaman mengenai pengalaman hidup manusia dalam mendorong keberadaan gagasan.
Pergeseran kemampuan gagasan dalam memelihara mutu kehidupan memang terjadi pada kasus desa adat ini, hal ini terkait dengan peran desa adat dinas dan identitas Bali Aga pada desa Penglipuran. Sebesar atau sekecil apapun pergeseran itu terjadi merupakan indikasi untuk menilai mutu pengejawantahan gagasan menjadi wujud. Keberhasilan suatu rangkaian proses keterbangunan, termasuk keberadaan gagasan dan kehadiran wujud, terletak pada keberhasilan pemeliharaan mutu yang sesuai dengan kehidupan masyarakat bersangkutan.
This contrast between the eternal idea and temporal built form acts as the central issue of writing. Human dwelling in this universe has a strong willingness to fulfill their needs. Those compact bounds force the existence of a particular eternal idea. On the other hand, the provided materials and things on earth, as well as the rites of constraction by man, all of them support the process to fulfill human needs and desire. Along this process of modifying, the presence of a temporal thing should be shaped. Balinese dweliing concept is a picture to vigorously illustrate a built form as temporal media to achieve the eternal quality of life. The people living in traditional village of Penglipuran, Bangli, Bali Island, are distinctive among other Balinese living. This village plays its role under the government as a tourism object, but it is far beyond its identity as Bali Aga culture. This figure of contrast puts the Penglipuran people to share custom?s value as dharma. As long as they share the same value as society preference, it is then very helpful and easier to make a clear understanding that the existence of idea is forced directly from human?s life experience. The change of idea?s power to preserve the quality of life is happened, particularly on the case of Penglipuran traditional village. It relates to the contrast of village?s role under the government and as Bali Aga culture. Those change acts as indication to give a value on the process of constructing idea into built form or shape. Essentially, a good process of construction including the existence of idea and presence of built form is laid on preserving contextual qualitiy among the society itself.