Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan peningkatan kadar gula darah secara menahun disertai dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi menahun pada berbagai organ target. Laporan data epidemiologi Mc Carty dan Zimmer menunjukkan bahwa jumlah penderita DM di dunia dari 110,4 juta pada tahun 1994 melonjak 1,5 kali lipat (175,4 juta) pada tahun 2000, dan akan melonjak dua kali lipat (239,3 juta) pada tahun 2010 (Tjokroprawiro, 2006). International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa pada tahun 2005 di dunia terdapat 200 juta (5,1 %) orang dengan diabetes (diabetisi) dan diduga 20 tahun kemudian yaitu tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 juta (6,3 %) orang. Negaranegara seperti India, China, Amerika Serikat, Jepang, Indonesia, Pakistan, Banglades, Italia, Rusia, dan Brazil merupakan 10 besar negara dengan jumlah penduduk diabetes terbanyak.
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai gambaran epidemiologi hiperglikemia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperglikemia pada jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam wilayah Jakarta yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan Mei-Juli tahun 2008 dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional yang meneliti exposure dan outcome secara bersamaan. Data yang dipakai merupakan data sekunder hasil pemeriksaan deteksi dini yang dilakukan oleh Subdit Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Departemen Kesehatan RI terhadap jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang berdomisili di Jakarta tahun 2008.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Prevalensi kejadian hiperglikemia pada jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang melakukan pemeriksaan deteksi dini adalah sebesar 10,1% dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 66,9%. 64% responden merupakan jamaah dengan umur 45 tahun ke atas. 35,4% responden tidak bekerja atau pensiunan. Status pernikahan responden sebagian besar yaitu sudah menikah sebesar 88,8%. Tingkat pendidikan responden sebagian besar memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu sebesar 59,0%. Sebagian besar responden tidak melakukan aktivitas fisik dan olahraga yaitu sebesar 34,3%. Jumlah responden yang tidak merokok adalah 83,1%. Sebagian besar responden memiliki status gizi obesitas yaitu sebesar 60,1%. Responden yang memiliki status hipertensi normal sebesar 60,1%. Responden yang memiliki kadar kolesterol tinggi berjumlah 42,1%. Sebagian besar responden memiliki kadar HDL normal yaitu sebesar 69,1%.
Pada analisis bivariat diantara faktor-faktor demografi hanya variabel umur yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperglikemia pada jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008. sedangkan variabel lain yang diteliti tidak memiliki hubungan yang bermakna. Pada faktor demografi lainnya walaupun secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperglikemia, akan tetapi nilai PR yang diperoleh menunjukkan bahwa pada jamaah yang bekerja mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita hiperglikemia. Pada analisis hubungan antara variabel aktivitas fisik, kebiasaan merokok, status gizi, hipertensi, kolesterol dan HDL dengan kejadian hiperglikemia, didapatkan hasil bahwa variabelvariabel tersebut tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperglikemia.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka peneliti menyarankan agar Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam mengadakan penyuluhan tentang diabetes mellitus terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor risikonya baik faktor risiko yang tidak dapat diubah maupun faktor risiko yang dapat diubah agar baik penderita diabetes mellitus maupun bukan penderita diabetes mellitus dapat memproteksi dirinya terhadap penyakit diabetes mellitus tersebut. Sedangkan untuk Departemen Kesehatan disarankan agar sebelum dilakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, HDL, kolesterol, dan sebagainya, sebaiknya menanyakan terlebih dahulu kepada responden tentang hal-hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan seperti riwayat penyakit, kebiasaan makan, aktivitas fisik sehingga dapat menegakkan diagnosis dengan tepat. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hiperglikemia sehingga diharapkan dapat menemukan hubungan yang lebih kuat antara faktor-faktor yang diteliti dengan kejadian hiperglikemia melalui desain penelitian dan cara pengumpulan data yang berbeda maupun penggunaan kuesioner yang lebih disempurnakan.