Keselamatan kerja di ketinggian sampai saat ini belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Menurut Asosiasi Ahli Keselamatan Kerja di Bangunan Tinggi (A2K2BT) saat ini Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia mengenai kematian akibat jatuh dari ketinggian. Banyak kejadian kecelakaan kerja di ketinggian menelan korban jiwa salah satunya pada pekerjaan yang menggunakan gondola. Kejadian kecelakaan kerja diketinggian lebih disebabkan karena para pekerja sama sekali tidak mempunyai pengetahuan dasar mengenai keselamatan kerja di ketinggian selain itu aturan mengenai keselamatan kerja diketinggian yang ada masih sangat minim menyentuh mengenai keselamatan kerja diketinggian atau teknologi keselamatan yang diterapkan sudah tidak valid (A2K2BT). Menurut jurnal yang berjudul An investigation of managements commitment to construction safety yang ditulis oleh Osama Abudayyeh, Tycho K. Fredericks, Steven E. Butt, Areen Shaar didapatkan hasil yang menunjukan bahwa 3 faktor penyebab disuatu perusahaan sering terjadi kecelakaan dan cidera dikarenakan kurangnya kepemimpinan dan komitmen manajemen, kondisi bekerja yang aman, kebiasan kerja yang aman.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat komitmen manajemen pengelola gondola terhadap K3. Terdiri dari 3 komponen yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas. Ketiga komponen tersebut memiliki 6 variabel yaitu pengetahuan, penerimaan, partisipasi proses, partisipasi sumber daya K3, kepatuhan terhadap UU dan keinginan melaksanakan K3. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan K3 cukup, penerimaan terhadap K3 baik, partisipasi proses K3 kurang, partisipsi sumber daya K3 cukup, kepatuhan terhadap K3 cukup, keinginan melaksanakan K3 cukup. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa identifikasi cukup, keterlibatan cukup, loyalitas cukup sehingga komitmen K3 pengelola gondola baru sampai pada nilai cukup. Saran dari peneliti berfokus pada peningkatan pengetahuan terhadap K3, manajemen lebih terlibat dalam partisipasi proses K3, melakukan evaluasi program K3, menambah pegawai sebagai safety officer pada gedung.