Prosedur kerja yang sistematis dalam pelaksanaan tugas didalam laboratorium, termasuk pengelolaan specimen merupakan faktor yang terpenting dalam sistem manajemen laboratorium secara menyeluruh. Oleh karena itu dalam upaya penyelenggaraan kegiatan laboratorium selalu diperlukan adanya suatu petunjuk sebagai pegangan bagi petugas untuk mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit infeksi yang terus meningkat terutama HIV/AIDS dan Hepatitis yang secara fisik pada stadium awal tidak tampak gejala yang khas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan penggunaan sarung tangan dalam kaitan dengan standar kewaspadaan umum bagi petugas laboratorium klinik di Kota Cilegon Tahun 2009.
Penelitian ini bersifat cross sectional dengan responden seluruh petugas laboratorium klinik yang ada di Kota Cilegon, data primer diperoleh dengan penyebaran angket kepada seluruh petugas laboratorium klinik dengan jumlah 56 orang. Tekhnik analisa data menggunakan analisa univariat dimana analisa tersebut untuk melihat distribusi frekuensi dan analisis bivariat dilakukan untuk menilai perbedaan proporsi maupun korelasi antar variabel. Analisis yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang tersedia Hasil penelitian secara keseluruhan terlihat bahwa tingkat kepatuhan responden dalam penggunaan sarung tangan yang tergolong patuh 20,7 % dari reponden, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara faktor predisposisi (individu, pengetahuan dan sikap) dan faktor penguat (penyuluhan) dengan tingkat kepatuhan penggunaan sarung tangan. Ada hubungan antara faktor pemungkin - ketersediaan sarung tangan (p=0,019), kenyamanan pemakaian sarung tangan (p=0,000), peraturan penggunaan sarung tangan (p=0,001), pengawasan (p=0,001) terhadap penggunaan sarung tangan dengan tingkat kepatuhan.
Disarankan untuk dilakukan penetapan aturan dan penyebaran informasi mengenai kewaspadaan umum oleh Dinas Kesehatan setempat, penyediaan ukuran sarung tangan dengan ukuran yang bervariasi serta peningkatan pengawasan dan penegasan bentuk aturan mengenai APD oleh manajemen. Untuk organisasi profesi dapat melakukan pemberian informasi tentang perkembangan penyakit infeksi yang berkembang dimasyarakat dan diselenggarakannya kajian ilmiah yang menekankan pada pentingnya APD.