UI - Skripsi Open :: Kembali

UI - Skripsi Open :: Kembali

Hubungan rasio lancar (current ratio) dengan BOR (bed occupancy rate) rumah sakit

Ika Yulianti Adam; Hasbullah Thabrany, supervisor (Universitas Indonesia, 2008)

 Abstrak

BOR sebagai salah satu indikator pelayanan Rumah Sakit jika mengalami peningkatan, maka akan diikuti dengan peningkatan pendapatan Rumah Sakit. Oleh karena itu, tidak jarang Rumah Sakit terus berupaya meningkatkan kunjungan, dalam hal ini pemanfaatan layanan Rawat Inap (BOR) agar pendapatan juga mengalami peningkatan.
Rasio Lancar sebagai salah satu indikator penilaian keuangan Rumah Sakit, dalam hal ini Likuiditas Rumah Sakit merupakan indikator penilaian yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi likuiditas suatu perusahaan (Newmann, 1988). Melalui Rasio Lancar inilah suatu perusahaan, dalam hal ini Rumah Sakit dapat menilai seberapa jauh Rumah Sakit mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika Rasio Lancar berada di atas nilai 2 (dua), maka perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi kewajiban lancarnya, dan begitu pula sebaliknya, jika Rumah Sakit memiliki nilai Rasio Lancar di bawah 2 (dua), maka Rumah Sakit akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Untuk itu, Rasio Lancar dalam suatu perusahaan (Rumah Sakit) sangat dibutuhkan oleh pihak internal Rumah Sakit untuk menilai kondisi likuiditas Rumah Sakit, mengambil keputusan dan kebijakan. Sementara, oleh pihak eksternal Rumah Sakit, Rasio Lancar dibutuhkan untuk menilai kondisi likuiditas Rumah Sakit dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil sikap terhadap Rumah Sakit seperti apakah akan memberikan pinjaman, dan sebagainya. Bila BOR dikaitkan dengan Rasio Lancar, maka keduanya adalah sebuah ?nilai? yang dapat digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja Rumah Sakit.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Rumah Sakit B, diperoleh hasil BOR Rumah Sakit B dari tahun 2003 sampai tahun 2004 mengalami penurunan, yaitu dari 59,07% tahun 2003 menjadi 53,75% tahun 2004. Penurunan nilai BOR ini juga diikuti dengan penurunan Rasio Lancar, yaitu 3,93 kali tahun 2003 menjadi 2,21 kali tahun 2004. Sementara itu, pada tahun 2005 BOR mengalami peningkatan menjadi 56,60% bila dibandingkan dengan BOR tahun 2004, yaitu 53,75%. Peningkatan ini juga diikuti dengan peningkatan Rasio Lancar, yaitu dari 2,21 kali pada tahun 2004 menjadi 2,28 kali pada tahun 2005.
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, seolah-olah mengindikasikan bahwa ada hubungan antara BOR dengan Rasio Lancar. Namun, sejauh ini belum diketahui secara pasti apakah BOR berhubungan dengan Rasio Lancar dan sejauhmana hubungan di antara keduanya, seberapa jauh BOR mempengaruhi Rasio Lancar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah BOR berhubungan dengan Rasio Lancar dan mengatahui sejauhmana hubungan di antara keduanya, berapa persen BOR berpengaruh terhadap Rasio Lancar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain crosssectional dan menggabungkan teknik analisis kuantitaif dan kualitatif.
Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober sampai November dengan mengambil data sekunder 24 Rumah Sakit yang ada di Indonesia dan melakukan wawancara mendalam terhadap dua Rumah Sakit sebagai sampel dari 24 Rumah Sakit yang diteliti. Kemudian di lakukan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan korelasi dan regresi linier untuk mengetahui apakah ada hubungan antara BOR dengan Rasio Lancar dan untuk mengetahui sejauhmana hubungan BOR dengan Rasio Lancar.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa hubungan BOR dengan Rasio Lancar tidak terbukti secara statistik. Tidak ada jaminan jika terjadi peningkatan BOR sebagai indikator penilaian kinerja layanan akan meningkatkan Rasio Lancar sebagai indikator penilaian likuiditas. Pengaruh BOR terhadap Rasio Lancar hanya sebesar 4,8%, dan sisanya 95,2% Rasio Lancar dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil penelitian yang dilakukan (dalam hal ini dari hasil wawancara yang dilakukan), peningkatan BOR tidak serta merta mengakibatkan terjadinya peningkatan Rasio Lancar karena banyaknya variabel yang mempengaruhi rasio lancar, seperti waktu pengembalian piutang, dan pemanfaatan kas yang kurang maksimal.
Karena hubungan BOR dengan Rasio Lancar tidak terbukti secara statistik, maka diharapkan Rumah Sakit dan pihak-pihak yang berkepentingan seperti kreditur, tidak hanya memperhatikan indikator penilaian kinerja, dalam hal ini BOR untuk menilai likuiditas Rumah Sakit, tetapi memperhatikan Rasio Lancar sebagai indikator penilaian likuiditas dan aspek-aspek lain yang mempengaruhinya seperti waktu pengembalian piutang, dan pemanfaatan kas pada Rumah Sakit.

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Open
No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 2008
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : 130 lembar; il., 29 cm
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-17-632807475 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 126627
Cover