Industri gula di Indonesia secara umum dibagi ke dalam dua kelompok industri. Pertama, industri gula yang diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan konsumsi langsung masyarakat. Industri ini disebut industri gula putih (gula kristal putih). Kedua, industri gula yang diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan bahan baku imdustri makanan dan minuman. Industri ini disebut industri gula rafinasi.
Dalam kurun waktu enam tahun terakhir (sejak tahun 2002), industri gula rafinasi mengalami perkembangan yang lebih besar dibandingkan dengan perkembangan yang terjadi di dalam industri gula putih (gula kristal putih). Penelitian ini akan berfokus pada pembahasan di dalam industri gula rafinasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan industri gula rafinasi melalui teori SCP (structureconduct- performance). Perkembangan industri gula rafinasi diproksikan dengan menggunakan tingkat profitabilitas. Seiring waktu, industri gula rafinasi mengalami permasalahan di dalam struktur pasar yang bersifat uncontrollable. Namun, selain struktur pasar yang bersifat uncontrollable, terdapat struktur pasar yang bersifat controllable yang mempengaruhi tingkat profitabilitas industri gula rafinasi.
Dengan menggunakan kedua sifat struktur pasar tersebut sebagai variabel independen, dapat diketahui mana yang lebih berperan di dalam perkembangan industri gula rafinasi. Kemudian, setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode panel (panel data), hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa perkembangan industri (tingkat profitabilitas) gula rafinasi lebih dipengaruhi oleh struktur pasar yang bersifat uncontrollable.