ABSTRAKKetika seorang dipidana dan menjalani hukuman, salah satu konsekuensi logisnya adalah hilangnya hak dan kebebasan yang selama ini dimiliki sebagai mahluk individu maupun sosial. Hilangnya kebebasan untuk menyalurkan kebutuhan seksual merupakan salah satu akibat yang paling sulit bagi narapidana, terutama bagi mereka yang sudah mempunyai suami atau istri, karena kebutuhan tersebut termasuk kebutuhan mendasar menurut Maslow.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang akan digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh peneliti dengan cara melakukan in depth interview, serta melakukan observasi secara langsung dilokasi. Data sekunder diperoleh peneliti dengan melakukan studi pustaka atas berbagai artikel, hasil penelitian, dan data-data lain yang relevan. Alat analisis yang digunakan adalah teori hirarki Maslow, Konsep The Pains Imprisonment Gresham M. Sykes dan konsep Conjugal Visit.
Temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa upaya Rumah Tahanan Negara Klas I Jakarta Pusat, untuk memenuhi kebutuhan seksual narapidana ditempuh dengan menggunakan 3 cara diantaranya adalah upaya formal dengan cara memberikan asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Cuti Bersyarat, dan Cuti Mengunjungi Keluarga; Informal, dengan memberikan kunjungan bagi narapidana dalan rutan; pemenuhan menyimpang yaitu dengan memberikan fasilitas ruang kunjungan yang bisa dipergunakan untuk berhubungan seksual. Asimilasi dan cuti mengunjungi keluarga tidak berjalan optimal. Pemenuhan informal dan menyimpang, masih ditemukan narapidana menggunakan PSK untuk pemenuhan kebutuhanseksualnya. Alternatif solusi atas berbagai masalah yang muncul dalam penelitian ini dengan memaksimalkan program Asimilasi, Pembebasan bersyarat, Cuti Menjelang bebas, Cuti Bersyarat, dan Cuti Mengunjungi Keluarga. Mempertimbangkan program conjugal visit, serta penghukuman dengan penal colony ;
ABSTRACTOne of many logical consequences for prisoners to undertake from being jailed is the loosing opportunity to express their freedom. The hardest part among the loosing freedom is a chance to fulfill their sexual need, especially for those who have gotten married. Because of this is one of the crucial basic need according to Maslow`s.
This qualitative research. Both primary and secondary data are used to support this research and taken place at State Prison Class I Central Jakarta. The primary data are acquired from conducting in depth interview with informan and observation at research location. The secondary data are obtained from literature study of previous research findings, articles, da ta that are relevant with this research.
In addition, The tool of analysis th at is employed in this research are The Pains Imprisonment concept of Gresham M. Sykes, Conjugal Visit concept and Maslow?s Hierarchy of Needs. The empirical results of research consider that State Prison Class I Central Jakarta incorporate these 3 alternatives programs to encounter prisoner?s sexual need fulfillment, there are formal, in this case, prisoners are granted assimilation facility, parole, leaves toward free, conditional leav e, and home leave; informal, this method allows the couples of prisoner to visit their husband in prison; distorted sexual fulfillment, there are a distinguished rooms especially designed for giving a prisoners a chance to fulfill their sexual need. Assimilation and home leave have not worked properly.
Research found that prisoners surprisingly invite commercial sex workers to fulfill their sexual need when there are allowed to use their informal and distorted fulfillment facilities. There are proposed solution alternatives that possibly can be applied to solve the problems; maximizing a ssimilation program, parole, leaves toward free, conditional leave and home leaves; taking into account of conjugal visit options to apply; implementing penal colony punishment.