Lemahnya praktik good corporate governance dipandang sebagai faktor pemicu terjadinya krisis finansial di negara-negara Asia. Dengan keterbatasan data dan informasi tentang penerapan atribut Corporate Govemance (CG), penelitian ini mempergunakan data-data sekunder yang telah tersedia di BEJ, BES dan Bank Indonesia guna meneliti pengaruh penerapan atribut Corporate Governance (CG) terhadap kesejahteraan pemegang saham bank-bank umum di Indonesia. Ketertarikan penelitian dalam dunia perbankan dilatarbelakangi oleh masih banyaknya kemungkinan terbukanya praktik-praktik manipulasi dan gaming Management yang menguntungkan diri sendiri yang disebabkan oleh manajemen-menajemen bank yang dilanda krisis finansial. Good corporate governance atau GCG diharapkan dapat memperbaiki citra perbankan yang sempat terpuruk beberapa waktu lalu.
Hasil pengolahan data bank-bank umum selama tahun 2003 - 2005 dengan menggunakan metode Generalized least sguared dengan model regresi terpilih adalah fixed effect regression, menunjukkan bukti pengaruh atribut-atribut CG terhadap tingkat kesejahteraan pemegang saham sebagai berikut:
1. Keberadaan komisaris independen dan proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh dewan komisaris dan dewan direksi selaku pengelola bank berpengaruh negatif terhadap tingkat kesejahteraan yang diterima oleh para pemegang saham bank-bank umum. Hasil ini bertentangan dengan hipotesis yang diajukan.
2. Keberadaan komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesejahteraan yang diterima oleh para pemegang saham bank-bank umum.
3. Jumlah anggota dewan direksi berpengaruh positif terhadap tingkat kesejahteraan yang diterima oleh para pemegang saham bank-bank umum. Hasil ini sejalan dengan hipotesis yang diajukan.
Ukuran bank (total aset) sebagai variabel kontrol dalam model, kedua-duanya berpengaruh positif terhadap tingkat kesejahteraan yang diterima oleh para pemegang saham bank-bank umum.